LUWU UTARA,BB – Keluarga besar Maming Toadji, mengecam keras aksi brutal yang menimpa kerabatnya. Menururnya, Penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum kepala desa Baku-Baku, kecamatan Malangke Barat, bersama beberapa warga, dinilai sebagai tindakan ceroboh dan tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin.
Hal itu disampaikan Salah satu anggota keluarga korban, Dedhy, yang berprofesi sebagai wartawan di Luwu Utara, sembari menyuarakan kekecewaannya pada Sabtu (16/3/2024).
Dikatakan Dedhy, tindakan oknum kepala desa tersebut menunjukkan arogansi dan jauh dari nilai-nilai kepemimpinan yang baik.
“Saya sangat mengecam perbuatan oknum kepala desa itu. Sebagai pemimpin di desa, seharusnya dia memiliki sifat yang baik dan menjadi contoh bagi warganya,” tegas Dedhy.
Dedhy mengkhawatirkan bahwa tindakan arogan ini akan diikuti oleh warga desa, yang memandang kepala desa sebagai panutan.
“Saya sebagai keluarga korban berharap agar pihak kepolisian mengusut tuntas persoalan ini,” harap Dedhy.
Adapun kasus penganiayaan ini telah dilimpahkan ke Polres Luwu Utara dan saat ini ditangani oleh Satuan Reserse Kriminal, Unit Resum.
Penganiayaan ini tidak hanya meninggalkan luka fisik pada Maming Toadji, tetapi juga trauma mendalam bagi keluarga. Kejadian ini juga memicu kekhawatiran dan keresahan di masyarakat, khususnya di desa Baku-Baku.
Keluarga korban dan masyarakat luas berharap agar kasus ini dapat diproses secara hukum seadil-adilnya. Tindakan oknum kepala desa dan para pelaku penganiayaan harus mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
“Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak, terutama para pemimpin, untuk menjunjung tinggi moralitas dan nilai-nilai kemanusiaan. Ketegasan hukum dalam menangani kasus ini juga diharapkan dapat memberikan efek jera dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan,” pungkasnya. (Kaisar)