PEMALANG,BB—Seorang pelajar tewas dalam aksi tawuran antara dua kelompok pelajar di Kabupaten Pemalang. Remaja berinisial LSA (15) yang berstatus pelajar SMK itu meninggal akibat luka tusuk senjata tajam.
Kapolres Pemalang, AKBP Yovan Fatika Handhiska Aprilaya mengatakan, aksi tawuran antar pelajar tersebut terjadi pada Selasa (7/11/2023) dini hari tepatnya di Jalan Persawahan Desa Banjaran Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.
“Tawuran terjadi pada malam hari berawal saling tantang di media sosial (medsos) dan mereka mengatur pertemuan termasuk teknis bagaimana nanti sparing dan melengkapi senjata tajam berbagai jenis termasuk pembuatan konten saat terjadi tawuran,” katanya saat konferensi pers di gedung Tribrata Polres Pemalang, Rabu (8/11/2023).
Yovan mengatakan, kurang dari 24 jam pihaknya berhasil mengamankan yang terlibat dalam aksi tawuran tersebut. Selain itu, polisi juga menetapkan satu orang tersangka yang masih duduk di bangku SMP.
“Dari keseluruhan 9 anak berhadapan dengan hukum, masih di bawah umur dan berstatus pelajar,” ungkapnya.
Dirinya mengatakan, Polres Pemalang telah menyerahkan 8 anak saksi kepada orang tua atau keluarganya, disaksikan oleh guru dari sekolah masing-masing.
“Sedangkan satu orang anak berkonflik dengan hukum, yang diduga sebagai pelaku utama masih menjalani pemeriksanaan intensif,” katanya.
Kapolres Pemalang mengatakan, satu orang anak berkonflik dengan hukum, terancam pasal 80 UU RI nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak atau pasal 170 KUHP.
“Dengan ancaman hukuman pidana maksimal lima belas tahun penjara, dan denda paling banyak 3 miliar rupiah,” kata Kapolres Pemalang.
Kapolres Pemalang mengatakan, kejadian perkelahian berawal dari ajakan melalui salah satu platform media sosial.
“Hingga akhirnya dua kelompok anak membuat kesepakatan, untuk melakukan perkelahian pada waktu dan tempat yang sudah ditentukan,” kata Kapolres Pemalang.
Yovan mengungkapkan, bahwa kedua belah pihak melakukan perkelahian dengan menggunakan senjata tajam jenis celurit, hingga mengakibatkan dua orang anak korban mengalami luka-luka.
“Salah seorang anak korban yang mengalami luka bacok sempat dibawa oleh teman-temannya ke rumah sakit, tetapi sesampainya di rumah sakit, anak korban meninggal dunia,”ujarnya.
Dia pun mengimbau, agar para orang tua untuk lebih sering melakukan pengawasan kegiatan putra putrinya agar jangan sampai salah pergaulan yang berimbas pada kegiatan yang merugikan.
”Kami harapkan para guru atau pendidik juga melakukan pengawasan di lingkungan pendidikan dan semua elemen masyarakat, dengan memberikan perhatian serius kepada para generasi muda terutama pelajar di Kabupaten Pemalang agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif,” tandasnya. (USM)