MALANG, BB – Hari ini Minggu (22/10/2023) telah di peringati hari Santri, dengan demikian Bupati Malang, HM Sanusi memimpin memimpin langsung upacara serta deklarasi damai santri untuk Indonesia.
Bertempat di Lapangan Tumapel, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Kegiatan tersebut sebagai rangkaian di ikuti dengan khidmat oleh santri yang mengikuti upacara.
Terdapat poin penting yang disampaikan Sanusi dalam deklarasi santri damai untuk Indonesia. (1), mencegah terjadinya adu domba di tengah masyarakat dalam bentuk apapun. (2) menolak segala bentuk hasutan dan ujaran kebencian yang menimbulkan perpecahan di masyarakat (3) menolak segala bentuk aktivitas yang mengarah pada sikap intoleran, kekerasan, termasuk perbuatan yang dapat memecah belah umat,” Ucap Sanusi.
Tampak hadir ratusan Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) hingga para siswa siswi Yayasan Pendidikan Al-Ma’arif Singosari Malang.
Pada kesempatan ini Sanusi menyampaikan bahwa di tengah zaman sekarang yang penuh dengan tantangan dan kompleksitas, bentuk jihad pun saat ini perlahan mulai menyesuaikan dengan kondisi.Bukan lagi merujuk pada pertempuran fisik, melainkan pertempuran secara intelektual atau ilmu pengetahuan dan pandai dalam memilih langkah menjadi jauh lebih baik dan maju.
Sanusi menjelaskan iilmu pengetahuan menjadi senjata utama bagi para santri dalam memerangi kebodohan dan ketertinggalan di era zaman yang serba digital saat ini.
“Perlu kita pahami dan ketahui bahwah ilmu pengetahuan saat ini menjadi senjata utama bagi para santri untuk berdiri di garda terdepan dan melawan ketidakpahaman, kebodohan dan ketertinggalan,” terangnya.
Di jelaskannya bahwah untuk saat ini bangsa Indonesia tengah dihadapkan dengan dua hal, yakni peluang dan ancaman hal yang di maksud adalah bangsa yang multikultural yang memiliki ragam kekayaan alam hingga suku dan budaya bisa menjadi modal besar kedepan serta tanggung jawab bersama untuk menjaganya.
Sejauh sepanjang sejarah Indonesia bahwah peran santri bagi bangsa Indonesia memang cukup penting. Keragaman budaya hingga suku yang ada di Indonesia, bisa menjadi sebuah ancaman tersendiri peluang asing untuk merongrong dan mengadu domba.
Seperti Pemicu konflik, diskriminasi, intoleran hingga radikalisme harus dipertentangkan. Maka, harapannya Santri bisa menjadi pasukan perdamaian di tengah masyarakat Indonesia.(Yanti)
