Vakum Selama 3 Tahun, Festival Wong Gunung Kembali Digelar di Lereng Gunung Slamet

0 comments

PEMALANG,BB—Setelah tiga tahun vakum akibat pandemi covid 19, Festival Wong Gunung (FWG) Tahun 2023 di Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang kembali digelar. Acara tahunan ini diharapkan kembali menumbuhkan segala potensi ada.

Hal tersebut disampaikan Plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat didampingi istri Shanti Rosalia saat menghadiri festival tersebut pada acara prosesi Pinasrahan Agung Banyu Panguripan, Kirab Agung Banyu Panguripan, dan Manunggaling Banyu Panguripan di Lapangan Desa Pulosari, Sabtu (23/9/2023).

Mansur mengatakan, bahwa rangkaian acara tersebut adalah sebagai wujud syukur atas air bersih yang telah memberikan kehidupan bagi warga Kecamatan Pulosari.

“Harapannya akan adanya air yang melimpah di semua wilayah Kecamatan Pulosari dengan memadukan segenap elemen sumber kehidupan yang ada,” ujar dia.

Selaras dengan makna dan pesan yang terkandung pada setiap proses acara Festival Wong Gunung, dirinya juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepedulian dan perhatian terhadap isu-isu kelestarian alam dan lingkungan.

“Kita tentu memahami, bahwa air sebagai sumber kehidupan harus terus dijaga kelangsungannya,” kata dia.

Sebelumnya, Mansur memberi apresiasi yang sebesar-besarnya kepada segenap panitia dan pihak-pihak terkait, beserta warga masyarakat yang telah berhasil menyelenggarakan Festival Wong Gunung Tahun 2023 dengan baik, tertib dan kondusif, yang dilaksanakan selama tiga hari dimulai 21 hingga 23 September 2023.

“Harapannya capaian ini bisa menjadi motivasi untuk bisa lebih kreatif dan inovatif lagi dalam merancang berbagai event seni budaya ke depan, terutama mempersiapkan gelaran Festival Wong Gunung dengan lebih baik dan lebih besar lagi,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Ia juga minta agar keberhasilan itu tidak membuat panitia menjadi cepat puas, mengingat ke depan persaingan sektor pariwisata semakin kompetitif.

Pada prosesi Pinasrahan tersebut, diawali dengan Kirab Agung Banyu Panguripan yang diambil dari 7 mata air di Pulosari diiringi barisan 12 gadis cantik, 12 obor, 12 kepala desa beserta istri, dan gunungan hasil bumi. Dilanjutkan dengan pinasrahan banyu panguripan kepada Plt. Bupati Pemalang. Dan grebeg gunungan hasil bumi.(USM)

You may also like