MAKASSAR,BB — Peran jurnalis dalam pemilu 2024, tentunya diharap untuk menjadi corong media massa yang netral dalam mengabarkan informasi terkait pemilihan umum.
Hal itu disampaikan langsung Ketua Komisi Hubla-Lugri Dewan Pers, Totok Suryanto dalam kegiatan Workshop digelar di Swiss-Belhotel yang dihadiri sejumlah pimpinan media online, cetak dan tv, Jumat (28/7/2023)
Kata dia, peran media tak lain melakukan pengawasan dan mengamati titik rawan pemilu yang kerap terjadi seperti adanya hoax, ujaran kebencian, politik uang, netralitas ASN, TNI, Polri, Kepala, Desa, Birokrasi, Politisasi, sara, prosedural dan politik uang, kampanye serta penggelembungan suara.
“Jadi insan pers perlu mengawasi adanya titik rawan tersebut. Kita harus independen untuk kepentingan publik yang mengedepankan kode etik jurnalistik,” papar Totok.
Sementara itu, Dewan Pertimbangan IJTI yang merupakan Ketua IJTI Pusat, Imam Wahyudi berharap agar insan Pers dapat memberikan dampak positif dari hasil liputan pemilu dan peliputan lainnya yang diperolehnya.
“Kita perlu menyajikan berita berimbang dan konstruktif ketika berita itu bersifat negatif. Olehnya itu kami gelorakan bahwa jurnalis positif berkomitmen sebagai nilai yang terintegrasi,” papar Imam Wahyudi selaku pembawa materi.
Produser Digital Tempo, Krisna Adi Pradipta dalam materinya mengatakan, produk jurnalis berbasis data cukup membantu pembaca dalam memahami struktur pemungutan suara.
“Betapa pentingnya produk jurnalis data untuk memberikan pemahaman struktur pemungutan suara terhadap pembaca dengan menggunakan analisis data sebelum pemilu,” cetusnya.
Hadir sebagai pemateri lainnya, Anggota KPID Sulsel, Riswansyah Muchsin, Ketua Bawaslu Sulsel, Mardiana Rusli, Anggota KPU Sulsel Upi Hartati.
(Redaksi)