Kisah Anak Pekerja Harian di Pemalang, Lulus Seleksi Bintara Polri

0 comments

PEMALANG, BB — Do’a, ikhtiar dan kerja keras tak akan menghianati hasil. Mungkin ini kata-kata yang bisa disematkan kepada Galih Halba Devanoa, atas tercapainya cita-citanya, Sabtu (22/7/2023).

Pria lulusan lulusan SMA 1 Ulujami tahun 2021 ini, dinyatakan lulus pada pengumuman seleksi penerimaan Bintara Polri gelombang kedua, yang diberangkatkan dari Polres Pemalang untuk menempuh pendidikan di SPN Polda Jateng.

Meskipun sempat dua kali gagal pada seleksi sebelumnya, pria kelahiran Pemalang, 12 Mei 2003 itu tetap fokus dan bekerja keras untuk menggapai cita-citanya menjadi polisi.

“Setelah tiga tahun perjuangan, alhamdulillah saya merasa senang, karena cita-cita dari kecil semenjak duduk di bangku SD, akhirnya tercapai,” kata Galih Halba Devano Nugroho.

Dengan kegigihannya untuk menggapai cita-cita sebagai abdi negara menjadi seorang anggota Polisi, Galih Halba Devano Nugroho mengatakan, dirinya berusaha untuk belajar dari kegagalan sebelumnya, serta meminta doa restu dari kedua orangtuanya dan berdoa kepada Tuhan YME.

“Saya ingin mematahkan pendapat orang-orang bahwa masuk polisi harus bayar sekian ratus juta, saya membuktikan masuk polisi ini bersih transparan dan akuntabel,” kata Galih Halba Devano Nugroho.

Setelah dinyatakan lulus seleksi penerimaan Bintara Polri, Galih Halba Devano Nugroho mengaku berhasil untuk membuktikan, bahwa dirinya dapat masuk Polisi dengan gratis.

“Ternyata yang diisukan masuk Polisi harus bayar sekian ratus juta itu bohong dan tidak benar,” kata Galih Halba Devano Nugroho.

Pria yang berasal dari Desa Wonokromo Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang itu, adalah putra kedua dari pasangan Karyani (55) dan Siti Qomariyah (47).

Karyani, yang sehari-harinya bekerja sebagai Biro Teknik Listrik (BTL) mengaku sangat bangga, anaknya bisa lulus terpilih menjadi Bintara Polri dengan murni.

“Gak nyangka sih, karena dari tahun-tahun kemarin selama mendaftar, dari asumsi masyarakat banyak keluar uang segini-segini,” kata dia.

Sebagai orang tua, Karyani mengatakan, dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa pada Tuhan untuk kelulusan putranya sebagai Bintara Polri.

“Selama 20 tahun bekerja sebagai BTL, penghasilannya harian, kalau gak ada kerjaan ya nganggur,” kata dia.

“Istri saya Ibu rumah tangga pak, dan saya hanya sebagai seorang teknik listrik, ya gak punya biaya segitu,” imbuhnya.

Karyani mengharapkan, kelak anaknya bisa menjadi polisi yang baik, selalu menolong masyarakat, dan bisa mengangkat derajat keluarga. (USM)

You may also like