Komunitas milineal bersama Arsyad Kasmar, (AK)
LUWU UTARA,BB — Seminggu pasca hari jadi Luwu Utara yang ke 24, Komunitas Milenial Luwu Utara selenggarakan dialog dan menghadirkan narasumber calon Bupati Arsyad Kasmar.
Dialog publik yang dilakukan oleh komunitas Milenial Luwu Utara ini mengangkat tema “Luwu Utara Dimata Arsyad Kasmar”.
Adapun kegiatan tersebut dihadiri puluhan kaum Milenial dari berbagai penjuru kabupaten Luwu Utara.
Berlangsungnya acara dialog dibuka langsung oleh ketua panitia Sahnun yang didampingi oleh moderator Ian Syah.
Sahnun dalam sambutannya mengungkapkan bahwa inti daripada kegiatan ini ialah silaturahim antar kaum Milenial Luwu Utara dengan bapak Arsyad Kasmar yang tak lain adalah ketua umum BPP Kerukunan Keluarga Luwu Raya.
Narasumber Arsyad Kasmar selaku narasumber mengungkapkan bahwa sebelum menjadi seperti ini saya dulunya adalah perantau saat usia baru tamat SMA dan bahkan pernah menjadi supir taksi di Jakarta. Namun pada saat itu, saya membentuk Perkumpulan Pemuda Pelopor dan alhamdulillah berakhir seperti ini.
“Saya sudah tiga kali kalah dalam pertarungan politik di Luwu Utara namun itu tidak menurunkan semangat saya untuk lebih baik di pertarungan selanjutnya,” ucap Arsyad Kasmar dihadapan para kaum Milenial Luwu Utara di Cafe Top Ten, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Selasa (02/05/2023). Malam.
Menjawab pertanyaan dari audiens, Arsyad Kasmar mengungkapkan bahwa siapapun bupati di Luwu Utara jika ia tidak mampu menciptakan terobosan maka hancurlah kita, seandainya saya ada di posisi tersebut maka yang paling utama saya lakukan adalah menciptakan terobosan tersebut.
Dimata saya Luwu Utara ini adalah kabupaten yang kaya akan sumberdaya alam dan manusianya, namun saya rasa pemerintah daerah kita saat ini tidak mampu memanfaatkan itu, sehingga sumberdaya manusia kita lari keluar daerah serta angka kemiskinan semakin meningkat.
Menyinggung masalah pertanian, daerah kita ini sudah sangat bergantungan dengan pupuk yang notabenenya terkadang langkah sehingga bisa menyebabkan hasil pertanian kita anjlok dan gagal panen.
“Sukses itu adalah Tuhan yang atur, intinya kita rajin berusaha dan berdoa,” pungkasnya. (AK)