Kisah Nenek Hasniani Hidup Sebatang Kara Di Pasangkayu, Bertahan Hidup Dari Belas Kasihan

0 comments

PASANGKAYU, BB – Seorang Nenek bernama Hasniani janda berumur 80 tahun yang hidup sebatangkara Pertama kali menginjakkan kaki di Tanjung Babia, Kota Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada tahun 1963, yang pada waktu itu Pasangkayu belum mekar menjadi Kabupaten.

Pada waktu itu Nenek Hasniani masih bersama suaminya Alm. Lacao (Petran) namun pada tahun 1980 suaminya meninggal dunia yang di kebumikan di Dusun Tanjung Babia.

Nenek Hasniani merupakan anak terakhir dari Empat bersaudara dan tidak memiliki anak kandung yang menemani nenek tersebut.

Kesehariannya Nenek Hasniani dengan usia yang sudah lanjut, kondisi fisik dan kesehatan yang sering mengalami sakit sakitan hanya berdiam diri dirumah yang bertahan hidup dari belas kasihan keponakan serta cucu dari Suadara dan keluarganya.

Sesekali nenek tersebut ditemani oleh Cucu dari Keponakan. Rumahnya pun sangat tak layak huni. dengan dinding terbuat dari Papan kayu yang sudah lapuk.

Sementara itu Kambas (52) mengatakan, nenek Hasniani dibulan November 2022 pernah mendapatkan bantuan sosial berupa sembako pada kegiatan Jumat Berkah diserahkan oleh Ny. Hj Irnawati, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang (KCK) LXVI Kodim 1427 Pasangkayu, Koorcab Rem 142 PD XIV Hasanuddin.

“Dirinya sangat berterimakasih atas perhatian yang diberikan oleh Kodim 1427/Pasangkayu kepada Neneknya selain mendapatkan bantuan sosial berupa sembako pada kegiatan Jumat Berkah dari Persit Kartika Chandra Kirana Cabang (KCK) LXVI Kodim 1427 Pasangkayu, Koorcab Rem 142 PD XIV Hasanuddin, ia juga mendapatkan bantuan Renovasi RTLH ( Rumah Tidak Layak Huni) melalui program TNI, Kepala Staf Angkatan Darat,” ujar Kambas. (Arif)

You may also like