LUTRA, BB — Kepala Polisi Resort Luwu Utara, AKBP Galih Indragiri kembali menegaskan jika pihaknya tidak akan tebang pilih dalam penegakan hukum terhadap seluruh pelaku penyuapan atau money politik khususnya pada Pemilihan Kepala Desa Serentak Tahun 2022 Kabupaten Luwu Utara.
Keputusan tersebut, kata Kapolres dilakukan guna memberikan efek jera kepada masyarakat yang melakukan pelanggaran selama tahapan Pemilihan Kepala Desa berlangsung.
“Kita akan memberikan efek jera kepada pelanggar yang telah melakukan kecurangan dalam Pemilihan Kepala Desa di Luwu Utara dan tentunya harapan kita adalah demi mewujudkan kontestasi pemilihan yang jujur dan adil,” ucap Galih Indragiri.
Lebih lanjut Kapolres Luwu Utara menyebutkan bahwa hal ini sudah menjadi komitmen pihaknya di Polres Luwu Utara untuk menindak tegas segala bentuk kecurangan seperti halnya Money Politik.
“Bukan hanya pada momentum Pilkades, namun ini menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat Indonesia menjelang Pemilu serentak tahun 2024 mendatang agar tidak main main dengan Money Politik atau bentuk penyuapan lainnya,” tegas Galih.
Sebelumnya, pada Selasa (27/9/2022) kemarin, Satuan Reserse Polres Luwu Utara menerima laporan adanya dugaan tindak pidana penyuapan (money politik) yang di lakukan oleh salah seorang warga berinisial MR (56), laporan itupun kemudian ditindaklanjuti dan mengamankan terduga pelaku.
“Jadi kemarin kita amankan oknum terduga pelaku money politik. Adapun pasal yang diterapkan dalam penanganan kasus ini masing masing Pasal 149 ayat (1) dan (2) Pidana tentang Penyuapan,” tandas Kapolres Luwu Utara.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Luwu Utara AKP Joddy Titalepta, saat dikonfirmasi Beritabersatu.com melalui pesan Via WhatsAppnya, rabu (28/9/2022) membenarkan bahwa terduga MR (56) asal Desa Tulung Sari, Kecamatan Sukamaju Telah diamankan di Mapolres Luwu Utara.
“Kita amankan sementara di kantor untuk menjaga hal-hal yang tidak di inginkan di tempat tinggalnya sambil menunggu situasi aman,”
“Terduga Pelaku masih berada di Mako Polres Luwu Utara untuk dilakukan Penyidikan lebih lanjut,” pungkas Joddy Titalepta. (Ahmad Kaisar)
