Dewan Sebut Monumen Sakai Sambayan Picu Muncul Monumen Lain di Taman Kota

by Editor Muh. Asdar
0 comments

METRO, BB – Pendirian monumen Sakai Sambayan di Taman Kota Metro menjadi preseden buruk pada ruang terbuka hijau di Bumi sai Wawai. Pasalnya, monumen itu memicu elemen lain untuk mendirikan monumen serupa.

Hal itu, diungkapkan oleh Ketua DPRD Kota Metro, Tondi Muammar Gaddafi Nasution.

Menurut dia, pendirian monumen Sakai Sambayan oleh sebuah komunitas pada Taman Kota, dapat memicu komunitas atau elemen lain untuk berbuat hal serupa.

“Ya, ini dapat memicu komunitas atau elemen lain untuk membuat monumen di Taman Kota. Atau nanti saya buat monumen Pemuda Pancasila,” kata Tondi Nasution, yang juga Ketua MPC Pemuda Pancasila tersebut, saat dikonfirmasi awak media, Selasa 14 Juni 2022.

Pada bagian lain, politisi Partai Golkar itu juga mengingatkan agar jajaran SKPD bekerja sesuai dengan tupoksi dengan mengedepankan team work.

“Saat ini, saya lihat masing-masing SKPD bekerja dengan irama sendiri,” tukasnya.

Diketahui, pada rangkaian peringatan HUT Kota Metro ke-85, muncul monumen Sakai Sambayan yang disebutkan donasi warga untuk Metro, dengan judul karya sublim dengan ukuran 300x100x75 cm, karya perupa PG Wisnu Wijaya.

Dalam deskripsinya disebutkan juga, bahwa karya tersebut berasal dari partisipasi dan donasi warga Kota Metro yang merupakan representasi dari pengalaman-pengalaman warga Metro dalam melihat kemajemukan dan keheterogenan kota.

Lalu, simbol 9 balok pada karya tersebut adalah bentuk ruang-ruang kota yang selayaknya menjadi ruang pergerakan komunitas. Simbol 9 balok juga merupakan representasi dari hari jadi Kota Metro, yaitu 9 Juni 1937.

Menariknya, monumen yang didirikan di sisi sebelah selatan Tugu Meterm tersebut menuai kontroversi, lantaran pada peresmiannya justru dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (*)

You may also like