SINJAI, BB — Pelayanan di IGD RSUD Sinjai, dikeluhkan keluarga pasien yang masuk ke IGD pada hari Kamis, 7 April sekitar pukul 01.00 wita dini hari. AR, orang tua dari pasien mengaku mendapatkan layanan yang tidak baik dari nakes yang bertugas, baik perawat maupun dokter jaga saat itu.
“Perawat dan Dokter tidak memberikan komunikasi yang baik. Dimana pada saat kami ingin melakukan konsultasi kepada perawat, malah perawat langsung keluar dan seakan akan tidak peduli dengan keadaan anak kami,” kata orang tua pasien.
Menurutnya, perawat dan dokter di Ruang UGD Sinjai, terkesan tidak memberikan pelayanan yang baik kepada pasien yang ada dirawat ditempat itu, sehingga kemudian menimbulkan kesan seolah pasien diterlantarkan.
Menanggapi hal itu, Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai, melalui Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, Drg. A. Fatmawaty Yusuf, membantah melakukan penelantaran terhadap pasien yang masuk di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Hal itu kata dia dibuktikan dengan pelayanan yang diberikan sejak pasien masuk pukul 01.00 wita dini hari dan telah mendapatkan tindakan oleh petugas.
“Itu tidak tepat kalau kami disebut menelantarkan pasien karena sejak pukul 01.00 wita sampai pukul 08.00 pasien mendapat pelayanan, mereka baru komplain sekitar pukul 09.00 wita dan kami tetap berikan pelayanan,” ungkapnya, Jumat (8/4/2022).
Fatmawati menjelaskan, jika kronologi komplain keluarga pasien AR berawal saat perawat yang bertugas saat itu dinilai tidak melakukan komunikasi yang baik. Sehingga Atas dasar itu, pihaknya melakukan komunikasi untuk melakukan pergantian perawat.
“Perawat memang dimungkinkan diganti dengan perawat jaga lain jika ada keluhan dari keluarga pasien, apalagi perawat yang bertugas lebih dari 1 orang,” bebernya.
Setelah itu, keluhan kembali disampaikan keluarga pasien. Dia meminta agar dokter jaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) juga diganti. Namun keluarga pasien tidak menyampaikan dengan jelas alasan permintaan itu.
Oleh karena itu, permintaan tersebut tidak dipenuhi. Apalagi, dokter yang bertugas juga telah melakukan pelayanan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Bahkan, dokter telah mendatangi pasien tiga kali untuk dilakukan pemeriksaan.
Hanya saja, keluarga pasien menolak untuk dilayani oleh dokter yang bersangkutan. “Dokter sudah menjalankan pelayanan sesuai prosedur tetapi tetap ditolak, kami juga tidak bisa ganti karena dokter jaga di IGD memang satu orang, beda kalau perawat,” bebernya.
Dia menambahkan, pergantian dokter baru bisa dilakukan jika situasi memungkinkan. Misalnya, dokter sedang sakit. “Beda lagi kalau di poli karena kadang dokternya lebih dari satu sehingga pasien bisa memilih dokter siapa yang melayani,” tandasnya. (*)