SINJAI, BB – Upaya Pemerintah Kabupaten Sinjai, dalam meningkatkan produktifitas pertanian di bawah kepemimpinan Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA), terus dilakukan, salah satu upayanya yakni mengembalikan fungsi irigasi melaui rehabilitasi.
Selama tiga tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sinjai melalui Dinas PUPR telah merehabilitasi 32 daerah irigasi (DI) di Bumi Panrita Kitta’ sebutan daerah Sinjai.
Pejabat Fungsional Pelaksana Pengelola SDA Bidang PSDA Dinas PUPR Sinjai, M. Ridwan Jaya, mengatakan, perbaikan jaringan irigasi di Kabupaten Sinjai selama tiga tahun terakhir memang cukup banyak. Nilainya yang mencapai Rp48,14 miliar lebih.
Bahkan selama tiga tahun terakhir ini, jumlah jaringan irigasi yang dikerjakan di Sinjai merupakan yang tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel) setiap tahunnya
Ridwan merinci, dari jumlah 32 irigasi yang direhab itu, sebanyak dua buah di tahun 2019 dengan anggaran Rp15,39 miliar lebih, tahun 2020 13 buah irigasi dengan anggaran sebesar Rp15,07 miliar dan di tahun 2021 sebanyak 17 buah irigasi dengan total anggaran Rp17,68 miliar lebih.
“Selama tiga tahun terakhir ini, jumlah jaringan irigasi yang dikerjakan di Sinjai adalah yang tertinggi di Sulsel, ini berkat instruksi dan dukungan dari pimpinan mulai dari pak Bupati (ASA Red) sampai ke Pak Kadis. Termasuk semangat teman-teman melaksanakan tugas tersebut,” ungkap Ridwan yang ditemui di ruang kerjanya, Jumat (21/1/2022)
Khusus di tahun 2022, anggaran untuk sektor infrastruktur pertanian ini kembali digelontorkan. Jumlahnya mencapai Rp19 miliar lebih. Baik pembangunan irigasi baru maupun rehabilitasi.
Anggaran pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi ini bersumber dari dana alokasi khusus (DAK). Jumlah anggaran ini masih yang tertinggi di Sulsel.
“Kalau tahun ini 9 irigasi kembali akan direhabilitasi, termasuk 2 pembangunan irigasi baru di Daerah Sinjai Tengah dan Kecamatan Bulupoddo. Totalnya Rp19 miliar lebih, kita masih yang tertinggi di Sulsel,” jelasnya.
Bupati ASA menganggap, perbaikan infrastruktur pertanian melalui jaringan irigasi menjadi faktor yang sangat penting dalam proses usaha tani yang memiliki dampak langsung terhadap peningkatan luas areal tanam.
Tujuannya agar produktivitas sawah tadah hujan yang biasanya panen sekali dalam setahun, bisa panen sampai tiga kali dalam setahun. Dengan begitu, dapat menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani di Kabupaten Sinjai.
“Tentu perputaran ekonomi masyarakat khususnya petani bisa bergairah karena hasil panen yang bisa dinikmati, bahkan dijual sampai tiga kali dalam setahun,” pungkasnya. (**)