Wanita/perempuan umumnya jarang menyadari jika tindakan yang mereka dapatkan dari rekan kerja (pria) di kantor merupakan bentuk pelecehan seksual halus.
Pelecehan seksual halus (subtle sexual harassment) adalah perilaku seksual yang tentu tidak diinginkan oleh individu yang mengalaminya.
Jika dibiarkan berlanjut, maka pelecehan seksual akan menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat bagi individu tersebut.
Contohnya adalah komentar, lelucon, atau kata-kata sindiran yang mengandung unsur seksual.
Inilah lima bentuk pelecehan seksual halus yang biasanya dilakukan pria di kantor:
1. Mengirimkan pesan singkat bersifat pribadi.
Mungkin pada awalnya pria akan mengirimkan pesan teks kepada rekan kerja wanita untuk menanyakan informasi seputar pekerjaan.
Namun tanpa disadari, percakapan dalam pesan teks tersebut berubah, menyinggung hal-hal yang bersifat pribadi dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada penerimanya.
2. Sentuhan yang tidak disengaja.
Tindakan ini terjadi -misalnya, saat seseorang menggunakan tubuhnya untuk menghalangi rekan kerja.
Entah itu duduk terlalu dekat dalam rapat atau meletakkan tangan di bahu atau pinggang seseorang secara tidak sengaja.
3. Mengajukan pertanyaan pribadi.
Ketika kita berada di kantor dalam waktu lama, kita cenderung ingin mengenal rekan kerja. Tetapi jika pertanyaan yang kita lontarkan sifatnya sangat pribadi, maka tindakan itu dapat menciptakan lingkungan kerja yang aneh dan tidak nyaman.
4. Mengomentari penampilan atau tubuh.
Menyindir tubuh atau penampilan rekan kerja juga merupakan bentuk pelecehan seksual halus.
5. Melanggar batasan.
Hal yang dikatakan melanggar batasan antara lain menyerang ruang pribadi seseorang atau mengikuti seseorang di tempat kerja.
Nah, demi mencegah bentuk pelecehan seksual halus di tempat kerja, perusahaan bisa menerapkan lima cara berikut: Mengadakan pelatihan pelecehan seksual Karyawan perlu dididik dan diberi informasi tentang jenis perilaku pelecehan seksual halus di tempat kerja.
Harus ada penegasan bahwa jenis perilaku tersebut tidak dapat diterima. Karyawan perlu memahami apa yang dianggap sebagai pelecehan seksual Pelecehan seksual dapat mencakup beragam perilaku, terutama bentuk pelecehan seksual halus.
Sebaiknya kita tidak menuduh seseorang melakukan pelecehan seksual padahal perilakunya tidaklah menunjukkan hal tersebut.
Penelitian menunjukkan, mempraktikkan apa yang kita dapat dari pelatihan pelecehan seksual akan lebih banyak menciptakan budaya positif di kantor.
Selain itu, menekankan nilai-nilai dan budaya perusahaan Perusahaan dapat menekankan nilai, kebijakan, dan budaya perusahaan untuk mencegah pelecehan seksual agar karyawan lebih mematuhi hal itu.
Menciptakan tempat kerja yang bebas dari pelecehan seksual Setiap karyawan perlu mengungkapkan jika mereka mengalami insiden pelecehan seksual, dan memberi dukungan pada karyawan yang menjadi korban pelecehan seksual.
Selain itu, karyawan juga harus melaporkan tindakan pelecehan seksual pada perusahaan tanpa mengkhawatirkan balas dendam yang akan dilakukan pelaku. (Kompas.com)