Geliat Investasi Peternakan Sapi di Sinjai di Tengah Pandemi Covid-19

0 comments

SINJAI, BB – Pandemi Covid-19 yang melanda Dunia dan Bangsa ini memberi dampak besar pada berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Hampir seluruh sektor terdampak, tak hanya kesehatan. Sektor ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi virus corona.

Pembatasan aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian, belum lagi banyaknya yang di PHK sehingga mengakibatkan jumlah pengangguran kian meningkat.

Kendati di tengah wabah yang belum jelas pangkal ujungnya itu, nampaknya Investasi peternakan sapi di Kabupaten Sinjai tetap bertahan di masa pandemi Covid-19. Bahkan harga sapi tetap stabil dan menggiurkan.

Hal tersebut disampaikan oleh Peternak Sapi di Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Sulsel, Muhammad Saleh, yang ditemui beberapa waktu lalu.

Menurutnya, penjualan sapi tidak terpengaruh dengan dampak wabah virus korona. Permintaan sapi dari luar daerah tetap seperti biasa sebelum bencana non alam ini melanda.

Baik permintaan sapi potong maupun anak sapi atau pedet. “Alhamdulillah penghasilan kami tetap lancar, peternakan sapi tetap menumbuhkan pendapatan kami,” kata Saleh.

Saat ini, harga sapi mulai dari Rp 5 juta hingga Rp40 juta. Hal ini membuat peternak termotivasi untuk bertahan pada usaha peternakan ini, belum lagi menjelang Hari Raya Kurban yang akhir-akhir ini mengakibatkan jumlah permintaan juga meningkat.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sinjai, H. Burhanuddin menyebut, jika selama ini sekitar 90 persen sapi potong asal Sinjai dikirim ke Kalimantan Timur. Selebihnya di Kota Makassar dan beberapa daerah lainnya di Sulsel.

Hal ini kemudian membuat investasi ternak sapi tetap menggiurkan meski di tengah pandemi. “Penjualan sapi tetap stabil makanya peternak kita tetap sejahtera meski di tengah pandemi,” bebernya.

Dikatakan bahwa hingga Juni ini sudah mencapai sekitar 142 ribu ekor populasi yang tersebar di delapan kecamatan dengan rata-rata setiap tahun kelahiran 4000.

Pemasaran Lewat Digitalisasi

Menggeliatnya investasi Sapi di Sinjai, di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, Pemerintah Kabupaten Sinjai, juga menyediakan pemasaran Sapi secara daring alias online bagi peternak.

Hal inilah yang sekarang dikembangkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sinjai melalui program LA SAPI (Layanan seluler peternakan terintegrasi).

Aplikasi LA SAPI yang sebelumnya menggunakan SMS broadcast, kini telah dikembangkan dengan berbasis android yang aplikasinya sudah bisa didownload melalui play store.

Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Disnak Keswan Sinjai drh. Mappamancu, saat ditemui Kamis (2/7/2021) kemarin mengatakan bahwa aplikasi ini memudahkan bagi para pedagang maupun pembeli sapi dalam bertransaksi tanpa tatap muka.

“Ini merupakan cara yang tepat untuk meminimalisir potensi atau risiko infeksi Covid-19 akibat mobilitas manusia dalam proses jual beli hewan, khususnya menjelang Hari Raya Kurban saat ini,” katanya.

Hal ini juga kata Dia sesuai Surat edaran dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terkait pelaksanaan kegiatan kurban.

Surat edaran tersebut berisi tentang Pelaksanaan Kegiatan Kurban dalam Situasi Wabah Bencana Non-alam Corona Virus Disease (COVID-19). Salah satunya berisi mengenai aturan penjualan hewan kurban.

“Jadi dalam aplikasi ini peternak bisa memanfaatkannya dimana Sapi ataupun hewan lainnya yang mau dijual mencantumkan berat, harga, gambar, nama dan nomor HP pemilik hewan sehingga pembeli dengan mudah bisa mengetahui kondisi hewan yang akan dibelinya. Aplikasi ini juga didalamnya ada layanan penyuluhan dan konsultasi kesehatan hewan dengan Dokter hewan. Kita bisa langsung berkomunikasi via zoom tanpa perlu mendownload aplikasi zoom,“ bebernya.

Meski demikian, inovasi pelayanan kepada peternak melalui short message service (SMS) broadcast yang diinisiasi dirinya sejak tahun 2017 lalu tetap digunakan.

“Layanan melalui SMS tetap kami gunakan mengingat peternak kita sebagian besar belum memahami penggunaan IT. Tapi layanan LASAPI berbasis android ini setidaknya penjualan ternak yang ada tidak hanya dikenal di Sinjai tapi juga di seluruh Indonesia,” pungkasnya..

Terakhir, Mappamancu menambahkan masyarakat masih dapat berjualan secara konvensional atau tatap muka. Namun masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19 saat berjualan hewan ternak. (**)

You may also like