Beritabersatu.com — Politisi PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, NasDem berusaha membentuk koalisi sejak dini untuk menghadapi Pilpres 2024 karena khawatir ketinggalan kereta. Menurutnya, hal yang wajar dilakukan parpol tingkat menengah. Seperti diketahui, NasDem dan Golkar tengah menjajaki aliansi untuk menghadapi Pilpres 2024 mendatang.
Dilansir dari CNNIndonesia.com Hendrawan mengatakan : “Psikologi partai yang lebih kecil lah ya, itu kan khawatir ketinggalan kereta,” katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Kamis (4/3) petang.
Menurutnya, perilaku politik suatu partai sangat bergantung pada besarnya partai. Besar kecilnya sebuah partai mengacu pada banyaknya kursi yang dimenangkannya di DPR.
Hendrawan mengamati, partai yang telah siap siap menghadapi Pilpres 2024 adalah partai tengah.
Menurutnya, di DPR terdapat tiga partai yang dianggap masuk dalam kategori kelas besar, yakni PDIP, Gerindra, dan Golkar. Sementara. Kelas menengah ada lima partai yaitu, PKB, Demokrat, PKS, NasDem, dan PAN. Partai kecil menurutnya ada satu, yakni PPP.
Hendrawan mengatakan, karena tergolong partai perantara, NasDem harus bergabung dengan partai yang lebih besar untuk punya calon presiden sendiri.
“Mungkin dia melihat, waduh PDIP kok mesra dengan Gerindra? Berarti tinggal hanya tersisa Golkar,” ujarnya.
Ia juga menanggapi pertemuan tokoh Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Pulau Kali Age, Kepulauan Seribu baru baru ini.
Menurutnya, pertemuan itu dilakukan karena Golkar belum memiliki tokoh menonjol yang berpotensi menjadi calon presiden meskipun tergolong partai besar.
Diketahui, NasDem dan Golkar dikabarkan sudah mulai menjajaki koalisi untuk menghadapi Pilpres 2024. Masing-masing ketua umum sudah saling bertemu.
Menurut sumber CNNIndonesia.com di internal kedua partai, NasDem ingin mengusung calon presiden hasil konvensi yang digelar 2022 mendatang. Posisi calon wakil presiden akan diberikan kepada Golkar.