Warga Keluhkan Trotoar Kawasan Wisata Candi Borobudur Dicaplok PKL

0 comments

JAWA TENGAH, BB — Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sepanjang Jalan Pramudia Wardani Taman Wisata Candi Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, dikeluhkan warga, khususnya wisatawan yang datang berkunjung di Candi Borobudur.

Betapa tidak, trotoar yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki, justru dipakai untuk berjualan. Sehingga hak bagi pejalan kaki menggunakan trotoar saat melintas, terganggu kenyamanan dan keselamatannya.

Pantauan di jalan ini, tampak sejumlah pedagang berjualan di tengah trotoar. Bahkan warung angkringan dengan sengaja memasang rombongnya tepat di trotoar dan menutupi trotoar dengan penutup rombongan. Begitu pula bangku untuk calon pembeli ditempatkan di atas trotoar. Alhasil pejalan kaki yang melintas, harus mengalah ke bahu jalan raya.

Selain pedagang angkirangan, juga pedagang pakaian, tas, segala macam di pertokoan sepanjang jalan tersebut, menggunakan trotoar sebagai tempat memajang jualannya.

Solahuddin (33), wisatawan asal Klaten, Jateng mengaku tidak nyaman berkunjung ke Candi Borobudur mengingat jalan khusus bagi pejalan kaki, tidak tersedia gara-gara trotoar yang ada dipakai pedagang.

“Yang tidak nyaman datang ke Candi Borobudur ini karena trotoar tidak ada. Padahal trotoarnya bagus di bangun oleh pemerintah, tapi malah dipakai pedagang,” ujar Solahuddin kepada beritabersatu.com, Kamis (25/2/2021) pagi di kawasan Candi Borobudur.

Menurut Solahuddin, pemerintah daerah mestinya memberikan hak bagi pejalan kaki dengan membebaskan pedagang menggunakan trotoar berjualan. Apalagi, kawasan ini merupakan TWC Borobudur yang didatangi jutaan wisatawan regional dan manca negara.

Senada dengan Solahuddin, Sri Yanti (47), warga Sawitan, Magelang menuturkan keberadaan trotoar yang dicaplok pedagang sudah lama terjadi. Ia juga tak menampik jika banyak pengunjung Candi Borobudur mengeluhkan trotoar dijadikan tempat berjualan.

“Sama mas. Kami juga sering khawatir kalau jalan-jalan ke Candi Borobudur terus pingin jalan lihat-lihat pertokoan pakain membawa teman luar daerah, harus jalan di bahu jalan raya karena trotoar tidak ada,” katanya.

Ia pun mempertanyakan instansi yang bertanggung jawab terhadap hak pejalan kaki di tempat umum. Ia juga mempertanyakan instansi apa yang harusnya menertibkan pedagang di trotoar ini.

Sementara itu, saat media ini mencoba datang ke Satpol PP Pemkab Magelang di Sawitan, untuk konfirmasi sayang hingga berita turun pihak Satpol PP tak ada yang bersedia ditemui. (Muz)

You may also like