Tinggal Dipengungsian TEA Mertoyudan, Ibu Hamil ini Mengaku Rutin Minum Susu 

by Ardin
0 comments

MAGELANG, BB – Warga lereng Gunung Merapi yang hingga Rabu (20/1/2021) masih tinggal di pengungsian Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan Magelang, sebanyak 76 jiwa.

Para pengungsi tersebut sebagian besar lansia, ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak. Dan mereka merupakan warga dari Dusun Babadan II Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng.

Ika Wulandari, salah seorang pengungsi asal Babadan II yang ditemui awak media ini di TEA, Rabu pagi mengakui tinggal di pengungsian sudah memasuki pekan kedua. Selama berada di TEA tersebut, hampir tidak menemui kendala, khususnya masalah logistik.

Ika yang sedang hamil tua ini mengaku pelayanan yang diberikan pihak desa bersaudara dari Desa Mertoyudan, mengedepankan pelayanan kepada para pengungsi. Khususnya para ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak.

“Selama kami di TEA Mertoyudan ini, Alhamdulillah tidak pernah kekurangan makan. Bahkan suplemen tambahan gizi ke ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak yang diberikan pihak Pemdes Mertoyudan, rutin setiap hati ada,” ujar Ika Wulandari.

Pihak Pemdes Mertoyudan Setiap hari menyediakan susu para ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak. Sehingga selama tinggal di TEA, tidak pernah adalah keluhan. Bahkan semua sehat, meski kadang diantara pengungsi ada yang batuk, maupun kurang enak badan tapi bisa ditangani tim medis.

Menurut Kades Mertoyudan, Eko Sungkono, S.IP membenarkan jika kebutuhan logistik mejadi prioritas dikedepankan dalam melayani pengungsi Merapi di desanya. Hal itu ia lakukan karena salah satu faktor timbulnya penyakit di lingkungan pengungsi akibat asupan makannya kurang seimbang.

“Makamya, soal makan minum yang kita tekankan kepada petugas relawan yang ditugasi urusan dapur umum bagi pengungsi,” ujar Eko Sungkono.

Selain makan dan minum, petugas kesehatan dari Puskesmas Mertoyudan juga rutin turun melakukan pemantauan terkait kondisi kesehatan pengungsi.

“Alhamdulillah, mereka tidak ada keluhan. Sehat,” kata Eko.

Masih menurut Eko Sungkono, jumlah pengungsi yang masih menetap di TEA sebanyak 76 jiwa terdiri 23 orang laki-laki dan 53 perempuan.

“Fasilitas lain seperti sanitasi, tempat MCK dan tempat tidur tidak ada masalah. Semua terpenuhi dan jauh lebih layak,” timpal Eko. (Muz)

You may also like