BLITAR, BB – Tantangan bagi GP Ansor pada masa mendatang sangat membutuhkan kesiapan, kesigapan dan ketegasan. Ada 3 hal yang harus dihadapi, pertama munculnya kaum milenial, kedua tantangan era digitalisasi, dan ketiga tren sekarang radikalisme degradasi.
Hal itu disampaikan Emil Eliastanto Dardak, saat menghadiri dan membuka Muscab Konferensi GP Ansor ke 14 di Ponpes Mamba’us Sholichin 2 Desa Sumber Kecamatan Sanankulon kabupaten Blitar, Minggu (20/12/2020)
“Saatnya GP Ansor “Melek” tehnologi, mengantisipasi perpecahan, sebab beda pendapat sekarang sudah banyak yang digoreng goreng dan cenderung mengarah pada permusuhan dan perbedaan sudah lebih cenderung dianggap sebagai gerakan radikalisme,” ungkap Emil.
Emil Elistianto Dardak yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur ini lebih jauh juga berharap keberadaan Pondok Pesantren kedepan tak lagi bersifat konsumtif, namun khususnya Jawa Timur diharapkan ada kiat baru yakni one Pondok Pesantren One Product, artinya untuk menopang regulasi perekonomian, serta menopang peningkatan kesejahteraan Pondok Pesantren itu sendiri.
“Bila ini berjalan dan digerakan pondok pesantren akan selalu berinovatif, contoh membuat masker yang sempat kami bagikan selama Covid 19, produk apapun yang dari pondok pesantren dengan SDM yang ada, Pondok Pesantren bisa lebih maju dan berkembang, karena mempunyai modal investasi santri yang ada, dan menjadikan manivestasi yang luar biasa,” jelasnya.
Sementara itu Aminudin Farhuda mantan Ketua DPC GP Ansor Kabupaten Blitar 2016/2020 menyampaikan, jika tepat pada tanggal 20 Desember 2020 ini kepengurusan periode ini berakhir, dan segera di lanjutkan dengan kepengurusan yang akan terbentuk hari ini.
“Para kader ini dipilih dari orang yang benar – benar kader militan dan yang terpenting mereka adalah para kader murni yang melek tehnologi, karena GP Ansor adalah Garda terdepan menjaga keutuhan NKRI,” tuturnya.
Pada Konfercab kali ini kata dia, muncul 3 kandidat ketua yang akan memperebutkan 187 suara dari ranting dan 22 suara pimpinan anak cabang. Masing masing kandidat itu adalah Nurul Musthofa yang kedua Hermawan dan yang ketiga Nurul Mukhlisin, semua kandidat ini tentunya telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, yakni masuk grade A dan B.
“Semangat kebersamaan Ansor diharapkan mampu menjadi penyangga utama nilai global serta peningkatan literasi media digital harus di lakukan untuk mengangkat nilai-nilai luhur. Bagaimana Pemprop menjadikan Ansor sebagai komponen tak terpisahkan dalam pembangunan Jawa Timur, walaupun belum sempurna namun kita selalu memperbaiki,” pungkasnya. (An)