JAWA TENGAH, BB — Jika pengungsi erupsi Merapi di Desa Taman Agung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jateng pulang ke rumah masing-masing. Tidak bagi pengungsi di Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Magelang.
Koordinator tempat evakuasi akhir (TEA) Desa Mertoyudan, Widodo mengatakan pengungsi Merapi yang tinggal di TEA Mertoyudan hingga kini belum pulang.
Widodo mengakui pengungsi tidak dipulangkan karena pihak BPBD Pemkab Magelang memperpanjang tanggap darurat erupsi Merapi hingga 14 Desember 2020.
“Kami sebagai desa yang ketempatan tidak bisa memulangkan pengungsi. Itu kewenangan BPBD setempat terlebih masa tanggap darurat diperpanjang dan ini beresiko,” ujar Widodo mewakili Kades Mertoyudan kepada berita bersatu.com, Selasa (8/12/2020).
Diakui oleh Widodo, pengungsi di Mertoyudan ini adalah warga yang tinggal di kawasan tawan bencana (KRB) yakni Desa Paten, Kecamatan Dukun. Ditanya jumlah pengungsi dari Paten ini, Widodo mengatakan hingga Selasa (8/12/2020) jumlah pengungsi 127 jiwa. Sebelumnya 198 jiwa, namun 71 orang pulang untuk mengurus kebun dan lahan pertanian mereka.
Sementara itu dari Posko Pengungsi Mertoyudan tampak sinergi antara TNI AD dengan Polri untuk melakukan pengamanan di tempat pengungsi selama 24 jam. Selain itu, juga ada relawan dan Linmas desa setempat.
“Selama kami menangani pengungsi, TNI – Polri dari Koramil Mertoyudan dan Polsek Mertoyudan aktif sinergi bersama relawan dan Linmas dalam menangani pengungsi,” jelas Widodo. (Muz)