BONE, BB – Juru Bicara Satgas Covid-19 Bone menanggapi perihal dugaan kejanggalan Almarhum BS (53) yang meninggal karena terjangkit virus corona beberapa waktu lalu.
Juru Bicara Satgas Covid-19, drg.Yusuf kepada Beritabersatu.com mengatakan bahwa terkait tak adanya pendampingan perawat waktu pasien BS dirujuk ke makassar.
“Pertama, untuk pendampingan perawat saat merujuk adalah wajib dan sesuai SOP ada petugas. Kedua hasil swab Almarhum memang terbilang cepat keluar hasilnya karena sudah menggunakan alat TCM atau Tes Cepat Molekuker yang saat ini sudah berfungsi untuk periksa Covid-19 di RS Tenriawaru. Walau kapasitasnya terbatas,” kata Yusuf.
Sementara untuk APD yang diberikan ke anak Almarhum BS, Yusuf membantah dirinya memberikan APD tersebut.
“Mengenai APD bukan saya yang berikan kepada anak almarhum, tapi memang sudah pakai APD saat saya tiba di RS jam 2.00. Dengan APD itu kami mempersilahkan anak almarhum terlibat lebih dekat saat prosesi pemakaman termasuk dia sendiri yang adzan,” jelas Yusuf kepada Beritabersatu.com, selasa (8/12/20)
“Setelah semua proses pemakaman selesai saya sampaikan ke anak almarhum untuk melepas APD dan memebersihkan diri (bukan buang sembarang tempat). Lalu saya pesan nanti kalau sudah agak baikanmi ndi kondisita agar datang semua periksa ke bajoe dengan maksud kalau keluarga almarmuh masih berduka. Tidak mungkin rasanya kami langsung periksa malam itu juga. Tapi tetap kami pesan untuk isolasi mandiri,” sambungnya. (Iwan Taruna)