Yusuf juga menegaskan bahwa pihaknya akan mengevaluasi pihak terkait jika memang terdapat kejanggalan terhadap proses penanganan pasien Covid-19.
“Tentu kami dari gugus tugas akan melakukan evaluasi kalau kejanggalan yang dimaksud keluarga itu benar,” tegasnya.
Terpisah, Humas RSUD Tenriawaru Bone, Ramli dikonfirmasi terkait tidak adanya perawat yang mendampingi pasien saat dirujuk menjelaskan bahwa pihaknya memastikan ada perawat yang mendampingi pasien saat dirujuk ke Makassar.
Dan terkait prosedural penggunaan APD pada saat penanganan pasien, Ramli mengatakan bahwa yang mengenakan APD merupakan petugas isolasi.
“Ada ndi. Saya pastikan itu ndi. Kalau merujuk pasien selalu ada perawat yang ikut. Sebenarnya di ruang isolasi, pasien dibatasi untuk berinteraksi dengan orang lain, termasuk dengan keluarganya. Hanya petugas ruang isolasi saja. Setiap orang yang masuk hrs pakai APD,” jelas Ramli
Ramli juga menambahkan bahwa terkait petugas kesehatan tetap menjalankan prosedur yang ada, dan untuk hasil Swab PCR sudah disampaikan kepada pihak keluarga pasien BS.
“Saya sudah tanya petugasnya disitu ndi, dia bilang disampaikan ji ke keluarganya. Ya petugas kami melaksanakan tugasnya tetap mengikuti prosedur yang ada ndi. Begitu hasil Swab keluar, keluarganya langsung di telpon, perawat juga diberitahu supaya menyiapkan proses rujukannya. Langsung di telpon supaya cepat dia tahu hasilnya. Sudah di kirimi keluarganya via WA. Dan bisa di print out. Selama ini hasil Swab pasien-pasien Covid memang selalu kita terima pemberitahuannya melalui WA, inikan supaya cepat kita lihat hasilnya,” kata Ramli.
“Hasilnya itu berupa selembar kertas yang berisi keterangan tentang ID pasien, ID sampel, tanggal diperiksa, hasil, dan lainya. Kalau di print out kira-kira tidak sampai 1 lembar kuarto. Ada keluarga almarhum yang menelpon ke perawat dan ke saya untuk minta hasilnya, saya kirimi yang bersangkutan melalui nomor WA nya ndi,” sambung Ramli. (Iwan Taruna)