LUTRA, BB — Kepala lingkungan Ponjing Masmal mengatakan semua umat Islam wajib mencontoh Nabi Muhammad secara utuh dan penuh.
Menurutnya, banyak sisi yang bisa diteladani dari sosok Nabi Muhammad, mulai dari bagaimana bersikap, berpikir, dan berbuat.
Masmal mengatakan Nabi Muhammad merupakan sosok yang sabar dalam menjalani kehidupan. Hal tersebut bisa dilihat dari perjalanan hidupnya, sejak kecil ia sudah dirundung dengan kesedihan.
Sebelum lahir, ayahnya sudah meninggal dunia. Begitu berumur 6 tahun, ibunya juga tiada.
“Kakeknya yang dicintai pun juga meninggalkan Nabi (Muhammad) untuk selamanya ketika berumur 8 tahun. Meski demikian Nabi tetap sabar dan tabah dalam menjalani masa-masa kecilnya,” tutur Kepala lingkungan Ponjing
Hal itu disampaikan Masmal saat acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di sepanjang lorong lingkungan Ponjing, Minngu 22/11/20
Turut hadir Ketua Pagar Nusa Lamongan Moch. Mahfud, para pendekar dan ratusan pesilat, kiai, serta masyarakat luas. Dalam acara tersebut Jazilul juga dikukuhkan sebagai anggota kehormatan Pagar Nusa.
Lebih lanjut, Masmal menuturkan walau Nabi Muhammad hidup dalam masa-masa sulit tersebut, dijalaninya dengan semangat. Bahkan ia disebut sebagai orang yang bisa dipercaya karena perilakunya yang selalu berkata jujur.
“Sikap-sikap yang demikianlah yang perlu kita perbuat. Bersikap dan berbuat jujur membawa rasa nyaman dalam kehidupan semua orang,” tambahnya kepada Beritabersatu.com
Pria asal Kelurahan Kappuna, Kabupaten Luwu Utara, ini juga menjelaskan dalam berhubungan dengan sesama umat Islam dan umat non-Islam, Nabi Muhammad selalu berlandaskan pada hukum yang disepakati. Ia mencontohkan ketika renovasi Ka’bah berlangsung ada perselisihan yang terjadi ketika hendak meletakkan batu Hajar Aswad.
Saat kejadian tersebut, Nabi Muhammad membentangkan kain putih dan meletakkan Hajar Aswad di tengah, seraya meminta setiap pemimpin Kabilah untuk memegang ujung-ujung kain dan mengangkatnya bersama-sama.
“Langkah yang demikian dirasa adil oleh semua pihak yang berselisih sehingga masalah renovasi Ka’bah selesai dengan damai,” ungkapnya.
Dalam setiap perselisihan, menurutnya Nabi Muhammad ingin menyelesaikan dengan perjanjian hukum. Seperti saat adanya perselisihan antara umat Islam dengan Quraisy di Mekkah ketika kaum Quraisy melarang umat Islam yang hendak melakukan umroh.
Alih-alih mengatasinya dengan peperangan mengingat saat itu Nabi Muhammad mempunyai kekuatan militer yang kuat, ia lebih memilih untuk menyelesaikannya dengan melakukan perjanjian hudaibiyyah.
“Dengan dasar hukum yang disepakati bersama antara Kaum Quraisy dan umat Islam, justru membuat dakwah Nabi semakin berkembang,” tuturnya.
“Meski punya pengaruh yang sangat kuat namun Nabi tetap membangun kebersamaan dengan menyepakati adanya aturan. Mengedepankan hukum inilah yang perlu kita tauladani dari Nabi,” pungkasnya.
Pada kesemaptan tersebut, Masmal juga mengajak masyarakat untuk belajar kesabaran, ketabahan, dan ruhul jihad dari Nabi Muhammad. (Ahmad Kaisar)