JAWA TENGAH, BB – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui satuan kerja non vertikal penyediaan perumahan Provinsi Jawa Tengah menggelontor anggaran senilai Rp 58,2 miliar.
Anggaran yang digelontor di masa pandemi covid-19 tersebut, digunakan untuk pembangunan sarana hunian pariwisata (Sarhunta) di kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Borobodur. Meliputi dari perumahan baru (PB) dan peningkatan kualitas (PK) yang menggenjot upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi covid-19. Salah satunya di sektor pariwisata, yang notabene paling terpukul akibat covid-19.
Proyek Sarhunta ini sedang berjalan dengan memperbaiki rumah warga di sepanjang koridor tempat pariwisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Selain rumah, homestay juga mendapat program serupa agar wisatawan yang ingin melihat keindahan Candi Borobudur, mendapat kenyamanan.
Hal ini sesuai dengan apa yang sebelumnya dikemukakan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid, dalam siaran persnya Sabtu (24/10/2020) lalu.
“Progam Sarhunta ini sangat bagus untuk mengembangkan tempat wisata di Indonesia sehingga dapat mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal,” ucap Khalawi.
Apa yang menjadi harapan Dirjend PUPR bidang perumahan tersebut ternyata jauh panggang dari api.
Pasalnya, hasil kunjungan Forum Jurnalis Independen Magelang (FJIM) ke salah satu kelompok warga penerima bantuan progam Sarhunta Borobudur, Sabtu (8/11/2020) ternyata Masyaraktat Penerima Bantuan (MPB) hanya menerima bantuan material dari toko bangunan yang telah ditunjuk oleh Penyelenggara Penerima Bantuan (PPB).
Selain itu, MPB juga ada yang diduga tidak diberi gambar rencana tehnis dan tersedianya personel inti yang beranggotakan dari pendamping tehnis dan tenaga tukang serta mandor yang bersertifikasi sesuai arahan Menteri PUPR.
“Dari hasil kunjungan langsung kita ke MPB diketahui bahwa rata-rata pihak penerima bantuan tidak tahu apa-apa. Celakanya, diantara mereka yang tidak hadir saat sosialisasi justru diduga tidak diberi gambar desain bangunan dan hanya menerima material dan tenaga tukang bangunan disuruh oleh penerima bantuan mencari sendiri,” ujar Ketua rombongan kunjungan FJIM Sriyanto Ahmad, Selasa (17/11/2020)
Kunjungan FJIM ke MPB diakui oleh Sriyanto Ahmad yang juga Ketua FJIM sebagai insan pers pihaknya menjalankan tugas 6 M. Yaitu meliputi, mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. sesuai Pasal 1 Angka 1 UU Pers Nomor 40 tahun 1999.
Sementara itu, pengakuan MPB yang minta namanya tidak disebut namun layak dipercaya mengakui jika bantuan yang diterima dalam bentuk material seperti bata pres, semen, keramik, cet dasar dan pasir. Material ini didrop oleh salah satu toko bangunan yang telah ditunjuk pihak pengelola proyek.
“Kami tidak tahu dananya masuk kemana. Kami tidak terima dana tapi material dari salah satu toko yang ditunjuk menjadi suplayer proyek,” ujar seorang warga MPB kepada rombongan FJIM.
Berbeda dengan disampaikan oleh Ketua Paguyuban Penerima Bantuan, Joko menyebutkan bahwa dana bantuan tersebut masuk melalui rekening masing-masing anggota penerima bantuan.
Joko juga mrnjelaskan Ikhwal besaran bantuan bervariasi, contoh untuk Home Stay sekitar Rp 90 juta s/d Rp180 juta dan koridor rumah hunian minimal Rp 35 juta.
Nah, yang menjadi tanda tanya, apa yang dikemukakan oleh Ketua Paguyuban tersebut diduga berbeda dari kenyataannnya. Pasalnya, hasil investigasi pihak FJIM langsung dengan MPB nilai material yang diterima kurang dari anggaran yang telah direncanakan.
“Untuk Home Stay sekitar Rp 65 juta dan koridor rumah hunian sekitar Rp 20 juta dan ada dugaan monopoli sebab ada dugaan penunjukkan toko materilal tidak merata dan cenderung dimonopoli oleh salah satu toko yang menjadi distributor atau supplier proyek tersebut,” sejumlah penerima bantuan kepada rombongan FJIM. (Muz)