Pasien Covid-19 Meninggal di Bone, Keluarga Pasien Sayangkan Pihak Rumah Sakit

by Ardin
0 comments

BONE, BB – Keluarga pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menilai pihak Rumah Sakit Tenriawaru lalai dalam menangani pasien Covid-19.

Hal itu diungkapkan Eka salah satu keluarga pasien inisial M (65) yang meninggal akibat Covid-19. Dia menilai Satgas Covid-19 Bone tidak serius dalam mencegah dan menanggulangi Covid-19 serta pihak Rumah Sakit Tenriawaru lalai.

“Kami pihak keluarga menganggap Satgas Covid-19 di Bone tidak serius dalam menangani persoalan Covid-19 yang ada di Bone, terlebih lagi perawat yang menangani Almarhum di ruang Jenazah tidak mengenakan masker nanti ditegur baru pakai masker dan hal itu membuat saya menilai Rumah Sakit yang lalai dalam menangani pasien Covid-19,”ungkap Eka kepada awak media siang tadi, 12 November 2020.

Eka juga menyesalkan karena pihak Rumah Sakit Tenriawaru Bone tidak melakukan upaya pengecekan terhadap pasien sesuai dengan protokol kesehatan yang ada.

“Yang saya sayangkan kenapa pihak Rumah Sakit tidak terapkan protokol kesehatan dari awal masuk pasien. Kami panik karena setelah Almarhum meninggal baru bilang tunggu swab, kenapa tidak dari kemarin-kemarin sejak Almarhum pertama masuk Rumah Sakit,” kata Eka dengan nada emosi.

Terpisah dengan Juru Bicara Satgas Covid-19 Bone, dr.Yusuf menjelaskan bahwa setiap pasien ditangani berdasarkan perkembangan penyakit yang dialami oleh pasien tersebut.

“Memang semua pasien yang ditangani menurut perkembangan penyakitnya, mungkin ada pasien pertama kali masuk Rumah Sakit tidak ada gejala Covid tapi dalam perjalanan penyakit baru muncul gejala Covid. Disitulah dokter memutuskan untuk memeriksa lebih lanjut. Dan tidak semua pasien harus di Swab, tapi kalau Rapid Test semua dites. Tapi kalau Swab Test tergantung apakah ada tanda atau gejala yang mengarah ke Covid-19, kecuali kalau statusnya pernah kontak dengan kasus positif maka wajib di Swab Test,” jelas Yusuf.

Sementara Ramli, Humas RSUD Tenriawaru Bone yang dikonfirmasi menjelaskan bahwa pasien tersebut masuk pada tanggal 9 November 2020 dengan gejala mengalami sesak dan tensi tinggi mencapai 170.

“Pasien di Rapid Test dengan hasil non reaktif, lalu dokter umum melakukan redrogen, menurut dokter katanya TB. Karena ini TB umum jadi tidak dibawa ke ruang IGD Isolasi jadi dibawa ke ruang Bangsal C1, lalu tanggal 10 November 2020 kemarin sore, Dokter Ahli Paru mengecek foto redrogen pasien dengan hasil ada infeksi di Paru, kemudian pasien dibawa ke ruang isolasi, pada tanggal 11 November 2020 siang, pasien dilakukan Swab Test oleh Rumah Sakit dan diserahkan langsung oleh tim Gugus I,” jelas Ramli. (Iwan Taruna)

You may also like