JAWA TENGAH, BB – Aliansi Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) Tepi Barat menggelar silaturahmi akbar dengan GPK Al Fatih. Silaturahmi akbar ini digelar di Lapangan Sepak Bola Danurejo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Selasa (27/10/2020).
Diperoleh informasi panitia, bahwa massa GPK se-Magelang Raya Kedu yang hadir dipertemuan ini lebih kurang 30 ribu orang.
Pantauan di lapangan, massa mulai berdatangan di lokasi sejak pukul 09.00 WIB. Mereka datang secara berkonvoi dengan mengendarai sepeda motor dan roda empat. Sebagian lagi membawa bendera merah putih dan bendera organisasi GPK.
Meski sempat diguyur hujan, mereka tak menyurutkan langkah untuk tidak hadir di momentum tersebut. Terlebih, hadir langsung dalam silaturahmi akbar terbuka ini adalah uztad Alfian Tanjung, Zaenal Abidin Petir, Wakil Ketua GPK Jateng dan uztad Gus Nurul Yakin.
Sementara itu, sepanjang rute yang dilalui massa, sempat memacetkan arus lalu lintas terutama di jalan nasional Magelang – Yogyakarta dari Taman Bambu Runcing Muntilan hingga pertigaan lampu merah Semen, Salam.
Sedangkan jalan rute Ngluwar – Semen ditutup petugas gabungan TNI – Polisi karena akses jalan tersebut, ditempati massa.
Pertemuan massa GPK se Magelang Raya Kedu ini, mereka sepaham menolak produk dan paham komunikasi.
Uztad Alfian Tanjung, yang didaulat menyampaikan pidato terbuka mengupas mengenai keganasan PKI dan gejala kebangkitan PKI yang ada saat ini di Indonesia.
Dikatakan uztad Alfian Tanjung, sejak reformasi yakni saat penguasa orde baru tumbang, paham komunis di NKRI mulai bangkit. Dibuktikan pada saat itu, banyak kiyai mulai dibunuh secara biadab.
“Sampai sekarang, komunis mulai merasuki semua lini di negeri ini. Tapi, ironisnya, yang mencoba angkat bicara soal komunis, malah ditangkap dan dipenjarakan,” ujarnya dihadapan puluhan ribu massa GPK.
Dibeberkan oleh uztad Alfian, fakta-fakta baru menjadi bukti bahwa gejala komunis atau PKI mulai menampakkan taringnya di negeri ini antara lain China sudah menguasai sebanyak 75 persen sertifikat tanah di Indonesia.
“Bukti baru, disahkannya Omnibus Law UU Cipta Kerja oleh DPR RI. Dimana dalam UU ini lebih banyak berpihak kepada pengusaha dibanding tenaga kerja (buruh),” kata uztad Alfian seraya diiringi takbir Allahu’akbar oleh ribuan massa.
Intinya sambung uztad Alfian, GPK sebagai ormas PPP harus berani melawan komunis. Pasalnya, komunis merupakan organisasi tak beragama. Sebaliknya, GPK adalah umat muslim yang taat beragama.
“Jangan takut melawan PKI. Melawan PKI berarti membela Islam. Orang Islam tak takut mati karena membela agama Allah,” serunya sambil takbir Allahu’akbar. (Muz)