Tim Home Care Dinkes Sinjai Beri Perhatian Khusus Warga Sinjai Penderita Gizi Kurang

by Ardin
0 comments

SINJAI, BB – Tim Home Care Dinas Kesehatan Sinjai mendatangi rumah Irwan (24) tahun, warga dusun Pulau Katindoang, desa Pulau Persatuan, kecamatan Pulau Sembilan, kabupaten Sinjai, Rabu (14/10/2020)

Tim Home Care yang terdiri dari dokter, perawat, petugas Pustu (Puskesmas Pembantu) dan penanggunjawab dusun, datang memeriksa kondisi kesehatan Irwan, yang sebelumnya, dikabarkan menderita gizi buruk. Tindakan pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui hasil diagnosa terkait penyakit yang dialami Irwan.

“Diagnosa sementara cerebral palsy + kurus, kita sudah edukasi untuk rujuk RS, dan kami sisa menunggu pihak keluarga menginformasikan kapan mau dirujuk,” kata Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Pulau Sembilan, Agus Salim.

Menurut Agus, Irwan juga mengalami gizi kurang yang disebabkan pola istirahat yang tidak teratur. “Jadi bukan gizi buruk ya, tapi gizi kurang, penyebabnya pola istirahat yang tidak teratur dan akibat penyakit. Jadi pemberitaan yang mengatakan kasus gizi buruk saya rasa tidak seperti itu, jadi beda kurus (IMT), gizi kurang, dan gizi buruk (standar WHO 2010) itu ditentukan dengan pengukuran bukan dengan melihat postur tubuh saja,” terangnya.

Dijelaskan Agus, bahwa Irwan sebenarnya sudah pernah dikunjungi saat pendataan Keluarga Sehat tahun 2019 lalu, namun karena wabah pandemi, sehingga intensitas kunjungan dikurangi.

“Kita sudah kunjungi dulu, tapi karena pandemi Covid-19 intensitas kunjungan ke rumah warga kita kurangi dulu,” ujar Agus lalu menegaskan bahwa pihaknya kini sedang melakukan edukasi kepada keluarga Irwan agar bersedia dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Sinjai untuk diberikan penanganan medis lanjutan.

Beda Gizi Buruk dan Gizi Kurang

Nah agar tidak salah kaprah atas kasus tersebut, berikut Indikator Status Gizi Buruk dan Gizi Kurang.

Status gizi buruk itu adalah salah satu indikator status gizi untuk anak yang berusia 0-5 tahun. Sementara umur diatas lima tahun seperti pasien Irwan yang 24 tahun, maka indikator status gizi yang digunakan adalah Indeks Massa Tubuh (IMT)

“Secara pendiagnosaan itu sudah salah. Ilmu dan teorinya memang begitu, istilah gizi buruk digunakan untuk 0-5 Tahun, yang berat badan menurut TB nya di bawah -3 Standar deviasi,” kata Kepala Seksi Kesehatan, Keluarga dan Gizi Dinkes Sinjai, Dedy Hardy Hamzah.

Lebih lanjut Dedy mengatakan, pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yang sering kali dijadikan tolak ukur status gizi orang dewasa tidak sama dengan standar (WHO 2010) yang digunakan pada anak balita.

Indeks massa tubuh (IMT) adalah penilaian status gizi untuk usia dewasa, karena Irwan umur 24 tahun, maka indeks yang digunakan yakni dengan melakukan perbandingan berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.

“Kalau untuk mengukur status gizi umur yang dewasa diatas 5 tahun itu kita gunakan indeks massa tubuh (IMT) indikatornya itu, sangat kurus, kurus, normal, dan Obese. Sedangkan Gizi buruk, Gizi Kurang dan Gizi Baik biasanya digunakan untuk balita berdasarkan standar WHO, kita kan ada datanya. Semua balita yang ada di Sinjai datanya ada, berat badannya, tinggi badannya semua kita ambil,” jelasnya.

“Jadi kita tau yang mana gizi buruk yang mana tidak dan mana yang stunting,” tambah alumnus Gizi Kesehatan Masyarakat Unhas ini. (Ads)

You may also like