JAWA TENGAH, BB – Massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Magelang Raya (Geram) menggelar unjuk rasa menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di depan Hotel Artos, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (9/10/2020) siang.
Geram menilai Omnibus Law ini merugikan pekerja dan petani sehingga liberalisme, kapitalisme dibiarkan merajalela menguras Sumber Daya Alam maupun Manusia sehingga neo kolonialisme/imperialisme lahir kembali di negeri ini.
Pantauan beritabersatu.com di depan Artos, Jalan Raya Magelang-Yogyakarta, sekitar pukul 14.30 WIB, massa mulai berdatangan. Bahkan sebagian datang dengan berkonvoi kendaraan roda dua sambil membawa bendera Merah Putih. Sebagian lagi, membawa poster. Bahkan ada yang menggotong keranda jenazah dibungkus kain kapan putih bertulis DPR RI.
Sebelum mereka berorasi, sekitar lima ratusan massa ini berkumpul menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengucap Pancasila. Setelah itu, menyampaikan orasinya menggunakan pengeras suara toa diatas mobil pickup.
Koordinator Geram Priyo Waspodo mengakui pihaknya turun menyampaikan aspirasi terkait Omnibus Law sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Indonesia yang menggelar aksi serupa di seluruh daerah nusantara ini dalam menolak UU cipta kerja tersebut.
Priyo bersama massa menilai, DPR RI sudah hati nuraninya menangkap, menyerap aspirasi rakyat, oleh karena itu dalam aksi yang mereka gelar ini mengusung keranda jenazah.
“Keranda jenazah yang kami bawa ini, simbol bahwa DPR RI kita sudah mati hati nuraninya. Wakil rakyat kita sudah tidak peduli lagi dengan aspirasi rakyat,” ujarnya saat wawancara dengan awak media ini.
Sementara itu, dari lokasi unjuk rasa, demonstran berorasi ditengah jalan raya nasional. Akibat aksi ini jalan dari Mertoyudan masuk Magelang Kota ditutup dan semua kendaraan dialihkan arah menuju Terminal Tidar. Arus lalu lintas juga macet.
Untuk mengawal aksi tersebut, Polres Kabupaten Magelang menurunkan ratusan personilnya termasuk Polwan yang ditempatkan dibarisan depan. Selain dari personil Polres Magelang dan Polres Magelang Kota serta Purworejo juga satu Kompi Brimob Polda Jawa Tengah, lengkap dengan senjata laras panjang dan mobil bara cudanya diterjunkan dalam pengamanan demonstrasi ini.
Sejatinya, sebelum azan Asar berkumandang, aksi segera membubarkan diri dengan tertib dan membersihkan sisa sampah dari lokasi mereka berunjuk rasa. (Muz)