Berakhir Tertib, Jurus Kapolres Kabupaten Magelang Amankan Demonstran Omnibus Law

by Ardin
0 comments

JAWA TENGAH, BB – Aksi unjuk rasa yang digelar massa yang tergabung dalam gerakan rakyat Magelang Raya (Geram) menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di depan Hotel Artos, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, berakhir tertib dan damai. Bahkan, aksi tersebut hanya berlangsung singkat dan sebelum tiba waktu sholat Asar, Jumat (9/10/2020) siang/

Aksi berakhir tertib dan damai tak lepas dari kepiawaian Kapolres Kabupten Magelang, AKBP Ronald bersama Wakapolresnya, dalam mengambil hati demonstran. Bagaimana tidak, sebelum orasi dimulai, massa berdatangan di lokasi pukul 14.30 WIB, langsung disambut oleh AKBP Ronald dan membaur dengan massa.

Pantauan beritabersatu.com dari lokasi unjuk rasa, perwira dua melati dipundak ini ikut merangsek masuk di tengah-tengah kerumunan pengunjuk rasa dan menyapanya dengan santun. Dan sempat ngobrol dengan beberepa pengurus koordinator aksi.

Jurus Kapolres Kabupaten Magelang dalam mengawal aksi unjuk rasa yang digelar Geram ini, terbukti itu. Pasalnya, aksi hanya berlangsung dari pukul 14.30 WIB dan berakhir sebelum waktu sholat Asar tiba. Bahkan, massa bersama masing-masing koordinator mereka membubarkan diri dengan tertib dan membersihkan sisa sampah dari lokasi mereka berorasi.

Seperti diketahui, Jumat siang, Geram berunjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja karena dinilai merugikan pekerja dan petani sehingga liberalisme, kapitalisme dibiarkan merajalela menguras sumber daya alam maupun sumber daya manusia sehingga neo kolonialisme/imperialisme lahir kembali di negeri ini.

Dari depan Artos, Jalan Raya Magelang – Yogyakarta, sekitar pukul 14.30 WIB, massa mulai berdatangan. Bahkan sebagian datang dengan berkonvoi kendaraan roda dua sambil membawa bendera Merah Putih. Sebagian lagi, membawa poster. Bahkan ada yang menggotong keranda jenazah dibungkus kain kapan putih bertulis DPR RI.

Koordinator Geram, Priyo Waspodo mengatakan aksi menolak omnibus law yang digelar meeka sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Indonesia yang menggelar aksi serupa di seluruh daerah di nusantara ini dalam menolak UU cipta kerja tersebut.

Priyo bersama massa menilai, DPR RI sudah hati nuraninya menangkap, menyerap aspirasi rakyat, oleh karena itu dalam aksi yang mereka gelar ini mengusung keranda jenazah.

“Keranda jenazah yang kami bawa ini, simbol bahwa DPR RI kita sudah mati hati nuraninya. Wakil rakyat kita sudah tidakpeduli lagi dengan aspirasi rakyat,” ujarnya saat wawancara dengan awak media ini. (Muz)

You may also like