SINJAI, BB — Gerakan Menulis Buku Indonesia (GMBI) kembali menerjunkan Kandidat Sosialitator Program Literasi Nasional (KSPL).
Terkait literasi di Indonesia, pada tahun 2018 silam Indonesia menempati peringkat 74 dari 79 negara berdasarkan hasil survei PISA. Inilah salah satu bukti nyata pentingnya mengembangkan literasi, terkhusus di daerah yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan di sekolahnya. Sejak 2015 silam, sudah lima tahun perjalanan GMBI untuk gerakan literasi dan pendidikan Indonesia. Tahun ini kembali menerjunkan kandidat sosialitator di 34 Provinsi di Indonesia.
Erma Zelfiana Surni, selaku KSPL yang sementara bertugas di Kabupaten Sinjai, menyebutkan bahwa “GMB-Indonesia merupakan pusat pengembangan literasi dan pendidikan nasional sehingga penting diketahui masyarakat luas terlebih kepada guru-guru di sekolah, karena lembaga tersebut membuka ruang kepada guru dan siswa untuk mengasah kemampuan literasi melalui program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB)”, terangnya.
Kandidat sosialitator juga itu menambahkan pada tahun 2019 di Provinsi Sulawesi Selatan hanya satu sekolah yang ikut berpartisipasi dalam program GSMB, hal ini menjadi penting bagi saya untuk lebih giat lagi mensosialisasikan program tersebut.
“Program GSMB ini telah saya sosialisasikan ke beberapa sekolah dasar dan menengah di Kabupaten Sinjai, adapun berbagai kegiatan pada program ini, antara lain pembelajaran online, digitalisasi sekolah, lomba penulisan puisi dan cerpen, penerbitan buku, peluncuran buku antologi, lokakarya kepenulisan, seminar nasional, dan festival literasi nasional” tambah Erma.
Sementara itu, Abdul Syukur T. S.Pd, M.Pd Kepala sekolah SDN 84 Mangarabombang Sinjai timur Kabupaten Sinjai, menyampaikan sangat mendukung program GSMB, bahkan kepala sekolah ini berkeinginan mendaftarkan sekolahnya pada program GSMB tahun ini.
“Kami berkeinginan mengikuti kegiatan ini karena tentunya dapat memberi kontribusi terhadap pengembangan literasi di sekolah, sehingga kami bersama guru lainnya akan mendiskusikan terlebih dahulu mengingat ada batasan kuota peserta yang harus dipenuhi”, tutup Pak Syukur sapaan akrab kepala sekolah tersebut” tutupnya. (Rls)