Tuntutan Ditolak, Mahasiswa STIH Pengayoman Watampone Desak Audiens Dengan Pihak Kampus

0 comments

BONE, BB — Dinilai tidak transparan, mahasiswa akhirnya mendesak pihak kampus STIH Pengayoman Watampone untuk melakukan audiens yang berlangsung di Aula Gedung Akademik STIH Pengayoman Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Selasa, (30/06/2020)

Pada kesempatan itu, mahasiswa bersama Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIH Pengayoman Watampone yang disambut oleh Bidang Kemahasiswaan dan beberapa staf Akademik lainnya. Mereka merasa kecewa lantaran tuntutan mereka tidak satupun yang diterima.

Ikram selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIH Pengayoman Watampone sangat menyayangkan hal tersebut. Dia menilai, bahwa tuntutan dari mahasiswa dikarenakan dampak dari pandemic Covid-19 serta ketidakpahaman pihak akademik dalam mengelola kampus.

“Saya sangat menyayangkan sikap alot dari pihak akademik, mereka tidak mempertimbangkan kondisi mahasiswa, menaikkan SPP sampai kartu ujian yg unfaedah. Kan lucu, kita ujian/final lewat via daring terus kita di suruh beli kartu ujian,”ungkap Ikram dengan nada kesal.

Sementara Menteri Internal BEM STIH Pengayoman Watampone, M.Taufiq Hidayat menambahkan bahwa tuntutan yang menurut mahasiswa itu sangat fundamental adalah perihal kartu ujian yang kami dianggap tidak berdasar, sementara tuntutan lain adalah mengenai penyesuaian biaya SPP dikarenakan masa pandemi.

“Pihak akademik, mengatakan bahwa mengenai kartu ujian itu merupakan culture dari kampus ini. Padahal kami diwajibkan membayar SPP yang seharusnya semua itu sudah ada didalamnya, jelas ini merupakan pungli (pungutan liar) jika demikian, kami akan tempuh sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku,” tambah Taufiq.

“Kami dijanjikan statuta kampus, namun ternyata statuta tersebut belum diperbaharui,” ucapnya.

Secara terpisah, Ketua STIH Pengayoman Watampone, DR.Yusriadi, S.H, M.H. yang dikonfirmasi mengatakan bahwa apa yang dilakukan mahasiswa bersama Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) merupakan hal yang demokratis.

“Iya itu dimaklumi dek, bagian dari demokrasi, cuma klalau mauki penjelasan lebih tepatnya kita konfirmasi pak Sakti selaku Bidang Kemahasiswaan,”kata Yusriadi kepada Beritabersatu.com, Kamis 2 Juli 2020.

Hingga berita ini diturunkan, Bidang Kemahasiswaan, Saktiadi yang dihubungi melalui pesan WhatsApp hingga ditelpon tidak memberi tanggapan sama sekali. (Iwan Taruna)

You may also like