Ketergantungan Indonesia Pada China di Bidang Ekonomi

0 comments

Indonesia dan China sepertinya saat ini tak bisa terpisahkan. Hal ini terbukti ketika Indonesia berharap dan bersandar kepada China demi menggenjot perekonomian, untuk itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) siap menggelar karpet merah bagi investor Negeri Tirai Bambu dengan membuka kawasan industri Batang, Jawa Tengah.

Jokowi menyebut kesiapan lahan di kawasan industri itu penting agar calon investor merasa dilayani dengan baik. Ia tak mau lagi kehilangan potensi investasi dari China seperti tahun lalu.

Jokowi bilang ada tujuh perusahaan asing yang berkomitmen untuk merelokasi pabriknya ke Indonesia. Lima dari tujuh perusahaan tersebut berasal dari China, sedangkan dua lainnya dari Korea Selatan dan Jepang.

“Tak bisa dipungkiri, Indonesia memang amat membutuhkan China untuk mengerek investasi di dalam negeri. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan China merupakan negara kedua yang paling banyak menanamkan investasinya di Indonesia per kuartal I 2020” kata Jokowi Saat berkunjung ke Batang beberapa waktu lalu,

Dikutip dari CNNIndonesia, Tercatat sebesar US$1,28 miliar jumlah investasi China di Indonesia per kuartal I 2020. Nilai investasi itu digunakan untuk membangun sebanyak 650 proyek.

Kalau dilihat lebih jauh, China selalu masuk dalam peringkat lima besar negara yang berinvestasi di Indonesia. Sebagai gambaran, investasi China pada 2016 sebesar US$2,7 miliar, 2017 sebesar US$3,4 miliar, 2018 sebesar US$2,4 miliar, dan 2019 sebesar 4,7 miliar.

Secara total, realisasi investasi Indonesia sepanjang kuartal I 2020 sebesar Rp210,7 triliun. Jumlah itu terdiri dari penanaman modal asing (PMA) senilai Rp98 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp112,7 triliun.

Ini baru dari sisi investasi. Dari sisi perdagangan, Indonesia juga kerap menjadikan China sebagai negara tujuan ekspor terbesar. Tanpa China, nilai ekspor Indonesia bisa semakin hancur lebur di tengah turunnya permintaan global akibat pandemi virus corona.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede membenarkan bahwa dalam hal investasi, China menjadi salah satu negara yang paling berpotensi untuk berinvestasi di banyak negara, termasuk Indonesia.

“Perusahaan-perusahaan China cari negara lain di luar China yang tidak kena tarif impor dari AS (akibat perang dagang). Potensinya besar di sini,” ujar Josua kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/7).

Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nonmigas ke China sebesar US$10,39 miliar sepanjang Januari-Mei 2020. China menempati posisi pertama sebagai tujuan ekspor Indonesia.

Di bawah China, ada Amerika Serikat sebesar US$7,22 miliar, Jepang US$5,3 miliar, Singapura US$4 miliar, India US$3,98 miliar, dan Malaysia US$2,56 miliar.

Jika dilihat secara keseluruhan, neraca perdagangan Januari-Mei 2020 tercatat surplus sebesar US$4,31 miliar. Rinciannya, nilai ekspor sebesar US$64,46 miliar dan impor US$60,15 miliar.

 

You may also like