Massa aksi yang tergabung antara mahasiswa dan warga di kendari terus menolak kedatangan warga TKA China, tidak tanggung-tanggung aksi mereka sekitar 13.40 Wita. Hingga 20.32 Wita.
Aksi ini dilakukan di simpang empat Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara.
Sejumlah orang berkumpul di jalur menuju bandara sejak Selasa (30/6/2020) sejumlah demonstran masih berada di ruas jalan tersebut. Ribuan Personel hingga Kendaraan Taktis Disiagakan Mereka beberapa kali coba masuk ke bandara, tapi terus dihalau polisi.
Akhirnya aksi saling dorong antara demonstran dan polisi terjadi beberapa kali, meski tidak sampai berujung ricuh.
“Ini jalan kami, dibuat dari uang rakyat, jangan ada pergesekan. Tujuan kita bukan bergesek-gesekan dengan kepolisian. Dengan hormat berikan kami jalan,” ujar seorang orator saat berorasi di simpang empat Bandara Haluoleo Kendari, Selasa, seperti dilansir Antara.
Dilansir dari media, Selain berdemonstrasi, beberapa orang tampak memberhentikan mobil yang keluar dari kawasan Bandara Haluoleo. Mereka meminta pengemudi mobil untuk membuka kaca penumpang ketika melintas. Sebagai informasi, pada hari ini dikabarkan ada sebanyak 105 TKA asal China yang akan tiba di Kendari.
Demo yang berlangsung ricuh di Kendari itu juga menyebabkan satu wartawan lokal Erik (Zonasultra.com) mendapatkan tindakan kekerasan diduga dari aparat keamanan.
“Saya dapat rotan di tangan dan paha. Ada bekasnya di paha saya,” kata Erik saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (1/7).
Erik mengaku kericuhan terjadi di Desa Konda I Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan sekira pukul 22.00 WITA.
Diketahui, ini merupakan rombongan kedua dari 500 TKA yang akan bekerja di Kawasan Industri Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara. Sebelumnya pada 23 Juni 2020, ada 152 TKA yang sudah tiba di Kendari. Mereka didampingi empat tenaga medis. Kedatangan TKA kala itu, juga disambut dengan demonstrasi yang berakhir ricuh pada dini hari. (**)