JAWA TENGAH, BB – Aminatun (34), warga RT 02 Dusun Ponggol, Desa Taman Agung, Muntilan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, hanya bisa pasrah dan mengurut dada melihat tetangga kiri dan kanannya tertawa sumbringah menerima bantuan dampak covid-19.
Pasalnya, buruh sawah ini hingga sekarang tidak pernah tersentuh bantuan sebagai warga kurang mampu di tengah pandemi covid-19. Sebagai buruh penggarap sawah milik orang, Aminatun mestinya masuk dalam daftar penerima bantuan covid. Sementara, di dusunnya ada penerima bantuan yang secara hitung-hitubgan ekonomi jauh lebih mapan dibanding kehidupan ibu rumah tangga satu ini.
“Jujur pak, saya tidak pernah terima bantuan selama covid ini. Bahkan pengurus RT dan Dusun selalu melihat saya ini orang mampu, padahal sehari-hari saya harus berjibaku kerja di sawah sebagai buruh sawah untuk mencari sesuap nasi,” ujarnya kepada beritabersatu.com saat ditemui di sawah tempat ia bekerja.
“Tapi saya berdoa, mudahan saya kaya betulan agar tidak lagi harus saya banting tulang jadi buruh di sawah orang,” tambahnya.
Selain Aminatun, nasib serupa dialami oleh Rusminten (55). Warga Ponggol, Taman Agung ini juga belum pernah sama sekali mendapat bantuan. Baik bantuan bentuk BLT reguler dari Kementerian Sosial senilai Rp 600 ribu perbulan maupun bantuan dari Gubernur Jateng, bantuan dari Bupati Magelang maupun bantuan BLT Dana Desa untuk warga terdampak covid.
Masih adanya warga tidak mampu terlewati bantuan di tengah bencana covid ini, bukti bahwa pengurus RT, RW, Dusun hingga Pemdes masih rancu data warganya yang benar-benar menjadi prioritas untuk dibantu.
Pemerhati Sosial dan Kemasyarakatan asal Magelang, Choiri Dorodjatun, SH, mengambil contoh Aminatun dan Rusminten, warga yang sejatinya mendapat bantuan tetapi justru terlewatkan menjadi fakta bahwa masih ada perangkat kampung yang pilih kasih dalam menentukan penyaluran bantuan.
“Loh, mereka berdua ini buruh sawah loh. Penerima upah. Kalau pemilik sawah mengerjakan sawahnya mereka dapat upah, tapi kalau tidak?. Terus mereka juga turut terdampak covid. Sama dengan warga lainnya,” jelas Choiri.
Lantas, apa komentar pihak Pemdes Taman Agung maupun pengurus Dusun dan RT setempat? Berulang kali beritabersatu.com bolak-balik hendak konfirmasi, namun belum ada diantara mereka yang bisa ditemui. Meski begitu, upaya konfirmasi tetap dilakukan guna menepis adanya berita hoaks atau fitnah. (MR)