SOPPENG, BB – Lembaga Jaringan Advokasi Demokrasi (JaDi) Sul Sel, menyikapi persoalan pentingnya meningkatkan partisipasi pemilih yang bertujuan untuk meningkatkan pemilu yang demokratis.
Ketua JaDi Sulsel Abdul Rasyid, SH, menilai khusus untuk Kabupaten Soppeng ada dua hal yang menjadi variabel yang berpotensi menurunnya tingkat partisipasi pemilih.
“Saya menilai kondisi pandemi covid-19 yang belum menentu dalam hal ini tentu masyarkat khawatir terhadap kesehatannya, kedua persoalan calon yang mungkin menjadi tolak ukur masyarakat untuk pergi memilih karena diketahui hanya satu calon yang mendaftar,” ungkapnya Sabtu (20/6/2020)
Mantan Ketua Panwas itu juga menilai, kalau hanya satu calon yang ikut pada kontestasi mendatang, itu juga akan membuat partisipasi pemilih rendah di karenakan pemikiran masyarakat bahwa itu pasti akan menang sehingga timbullah pemikiran untuk tidak pergi memilih.
“Masyarakat lupa bahwa sebenarnya partisipasi pemilih lebih penting dalam rangka menjaga kualitas demokrasi di Soppeng,” ujarnya.
Lebih lanjut kata Rasyid, hal lain yang bisa berefek kepada tingkat partisipasi pemilih rendah ketika kegiatan sosialisasi dari KPU tidak bisa efektif dari pemilu-pemilu sebelumnya karena adanya pandemi covid-19.
“Saya kira ada berapa faktor yang bisa membuat partisipasi pemilih di Soppeng berkurang, sehingga untuk mencapai 80% tingkat pemilih agak berat, namun kita memaklumi KPU dalam hal ini menentukan target seperti itu sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah pencapaian,” jelasnya.
Olehnya itu, guna menjawab tantangan tersebut pihaknya berharap KPU mampu melakukan inovasi dan langkah cerdas melalui sosialisasi via daring, media sosial, serta meningkatkan kerjasama dengan komunitas – komunitas.
“yang terpenting tetap menjaga hubungan baik dengan pemangku kepentingan dalam pilkada,” pungkas Rasyid. (Allin Beddu)