BONE, BB – Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki dua musim, yaitu kemarau dan penghujan. Selain beriklim tropis Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris, karena lahan pertanian yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke.
Bagi para petani musim hujan merupakan suatu anugerah tersendiri karena mereka tidak akan kesulitan untuk mengairi sawahnya. Tetapi disaat hujan ketika para petani sedang membajak sawahnya tak jarang hujan tersebut disertai petir, sehingga mereka harus berhenti membajak sawahnya.
Hal ini menjadi inspirasi bagi petani asal Desa Mappesangka, kabupaten Bone, Sulsel, Berawal dari obrolan sederhana bersama keluarga, yaitu tentang bagaimana cara agar tetap bisa membajak sawah sekalipun hujan turun. Tercetus ide dari dirinya untuk memodifikasi traktor bajak yang ada saat ini agar bisa dikendalikan dari jauh.
Warga Dusun Cinnonge Desa Mappesangka, Udin, kepada beritabersatu.com, kamis (3/6/2020) mengatakan berkat dukungan dari keluarga, ia bisa mengembangkan hand tractor sampai saat ini. Untuk bermanuver seperti mau belok saat menggarap sawah hingga mematikan mesin semuanya dikendali dengan remote control.
“Kalau di sawah, pengoperasiannya untuk maju hanya pakai remote,” jelas Udin.
Udin mengisahkan pembuatan dan perakitan traktornya dibuat sejak 2019, percobaan menggunakan remot bekas dengan Menggunakan fungsi Wirless. Namu hanya digunakan selama satu musim panen dan mengalami kerusakan, kemudian dilakukan penyempurnaan mulai dari remot, sensor sampai wirelessnya.
“Semua perakitan saya buat sendiri belajarnyapun secara autodidak, Sambil belajar di youtube dan merakit jaringan kabel-kabel sendiri, sementara isi kocek kami keluarkan sebesar 5 juta, sampai beroperasi traktornya,” jelasnya.
Hal lain yang menjadi keunggulan inovasinya tersebut, ketika traktor terbalik dengan alat yang sudah dipasang bisa mematikan mesin hanya dengan menekan remotnya. jadi kerusakan atau masalah terjadinya kebakaran bisa dihindari.(Amry Amas)