Kejahatan Marak Ditengah Pandemi Corona, Warga Giatkan Pos Kamling

0 comments

JATENG, BB – Akhir-akhir ini, aksi kejahatan mulai meningkat dan terjadi mana-mana. Tak terkecuali di wilayah Provinsi Jawa Tengah, khususnya wilayah Kabupaten Magelang maupun Kota Magelang.

Sejumlah pengamat sosial kemasyarakatan di Jateng menduga, para pelaku memanfaatkan situasi di tengah pandemi virus corona atau covid-19. Jika hal yang terjadi, wajar karena warga mulai mengurangi keluar rumah membuat lingkungan dan jalanan sepi guna mencegah penyebaran covid-19.

Nah, menyikapi terkait maraknya aksi kejahatan yang meresahkan masyarakat tersebut, Ketua Rukun Tetangga (RT) 06 Semampir Baru, Kabupaten Magelang bersama tokoh warga setempat dan perangkat RT, mengambil langkah-langkah pencegahan guna memberikan rasa aman dan nyaman pada warganya.

Ketua RT 06 Semampir Baru, Budi Pracoyo mengatakan kebijakan yang diterapkan di lingkungannya guna mencegah aksi kejahatan yang belakangan ini marak terjadi ialah memasang portal pada malam hari.

Selain itu, digiatkan pos kamling dengan jaga malam secara bergilir dari pukul 23.00 WIB hingga waktu subuh.

“Kita berlakukan ronda malam warga secara bergilir untuk mengantisipasi aksi kejahatan. Terutama saat ini pandemi covid masih mewabah di negeri kita,” ujar Budi Pracoyo kepada beritabersatu.com, Sabtu, 2 April 2020.

Diakui Budi, dengan digiatkannya pos kamling maka segala hal yang akan mengganggu keamanan lingkungan bisa dicegah. Sekaligus memantau warga yang keluar rumah tanpa memakai masker.

“Begitu pula bagi yang mudik dari luar daerah, bisa kita pantau melalui petugas jaga pos kamling,” katanya.

Sementara itu, maraknya kejahatan selama masa pandemi corona, jajaran Polres Magelang telah menyiapkan beberapa skema pengamanan seperti melakukan patroli rutin di titik-titik rawan tindak kejahatan.

Halnya yang diterapkan jajaran Polsek Sawahan Polres Magelang, rutin melakukan patroli khususnya pada malam hingga dini hari menjelang sahur.

Pengamat sosial kemasyarakatan asal Kabupaten Temanggung, Jateng, Supriyadi, SH mengatakan kejahatan yang belakangan marak dan meresahkan itu, tidak semua pelakunya dari para tahanan yang mendapat asimilasi akibat pandemi covid.

Persoalan yang muncul saat ini karena masyarakat banyak kehilangan pekerjaan sementara ia harus menanggung beban hidup keluarganya.

“Itu yang saya lihat, bukan semuanya ini terjadi akibat para tahanan itu dikeluarkan dari tahanan. Tapi ini persoalan perut. Anak nangis, istri teriak kehabisan beras dan gula kerjaan tidak ada karena covid dimana-mana,” ujar Supriyadi, Sabtu, 2 April 2020. (Rahmat)

You may also like