Warga Ponre di Isukan Positif Corona, Setelah Diperiksa Ternyata Sehat

0 comments

BONE BB — Satu keluarga di dusun Bakunge, Desa Mappesangka, Kecamatan Ponre, sempat mengurung diri dirumahnya, karena ada informasi yang berkembang dihembuskan oleh orang tak bertanggungjawab, mengatakan satu keluarga tersebut positif corona.

Dengan informasi itu pihak Pemerintah Desa serta tim Medis Puskesmas Bakunge, Ponre, langsung turun tangan mendatangi kediaman warga tersebut untuk dilakukan pemeriksaan. Sementara pihak Pemdes setempat melakukan penyemprotan disinfektan disekitar rumah tersebut.

Kepala UPT Puskesmas Bakunge, Ponre, Kabupaten Bone, Sulsel, Andi Nuharman,S.Km, dikonfirmasi beritabersatu.com, selasa, 31 Maret 2020, menjelaskan jika HM sebelumnya pernah berobat dipuskesmas dengan keluhan demam dan flu biasa.

“Iye, bapak HM memang kemarin datang berobat ke Puskesmas dengan keluhan demam dan flu biasa, dan menurut keterangannya kemarin, sebelum ke bandara menjemput anaknya, dia memang sudah agak demam dan flu, bukan setelah pulang dari bandara baru ada keluhannya seperti itu,” Kata Nuharman, saat dikonfirmasi.

Selanjutnya pihak puskesmas juga menanyakan bagaimana keadaan anak-anaknya di rumah, namun jawabannya semua dalam oeadaan baik.  “baik-baik ji semua, tidak ada ji yang sakit,” kata Nuharman menirukan ucapan HM.

Meski demikian lanjut nuharman, pihak Puskesmas di haruskan mendata pendatang dan warga yang habis bepergian, sehingga pihaknya mendatangi rumah HM untu mengambil data anak-anakya sambil melihat kondisi yang sebenarnya.

“Dari hasil pemantauan, memang tidak ada anaknya yang sakit. Makanya yang datang berobat kemarin di Puskesmas hanya HM. Jadi tabe tolong lewat media ini di bantu luruskan ini issu-issu yang berkembang yang tidak bisa di pertanggung jawabkan kebenarannya. Minimal ini kita sampaikan sama keluarga di rumah dan keluarga yang lain yang tidak tahu persis kronologis masalah yang sebenarnya,” pintanya.

Menurutnya, HM sudah di sarankan isolasi mandiri oleh dokter di rumahnya sesuai SOP, sambil tetap di pantau perkembangannya selama 14 hari. Nanti ketika ada gejala-gelaja suspect corona (kalau memang ada) baru di upayakan untuk selanjutnya di rujuk ke RS yang sudah di tunjuk oleh pemerintah.

Dikatakan jika yang berhak menentukan orang di rujuk atau tidak, itu sudah wewenang dokter yang tidak bisa di intervensi oleh siapa pun, karena rujukan itu berdasarkan indikasi medis, bukan atas permintaan pasien atau keluarganya, apa lagi permintaan orang lain.

“Corona bukan aib, olehnya itu mari bersama-sama menjaga kesehatan, meningkatkan imunitas tubuh, jaga kebersihan, selalu berpikir positif Insya Allah semoga kita semua diberi kesehatan oleh Allah SWT,” Pungkasnya. (Amry Amas)

You may also like