AJI: Mahasiswa Harus Berfikir Prespektif Kritis

0 comments

JAKARTA, BB — Mahasiswa harus mempunyai dan memiliki daya  prespektif kritis. mereka harus lebih fokus pada norma, agama dan kekerasan lainnya seperti yang terjadi pada Reynhard Sinaga.

Hal itu diungkapkan oleh aktifis Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Luviana di kantor AJI, Jakarta Selatan, Minggu, 12 Januari 2020. Dia menilai mahasiswa dan wartawan harus bisa menjaga daya kritis.

“Seharusnya mahasiswa mendapat prespektif kritis. Mengenal banyak prespektif norma, agama, kekerasan dan lain-lain. Jadi punya jalan mana yang akan diambil. Harus nya mendapat prespektif,” kata aktifis Aliansi Jurnalis Independen (AJI),

Dia menyebut pendidikan jurnalistik di ruang kelas masih minim. Mahasiswa belum mengenal betul apa yang disebut ekonomi politik media hingga bagaimana buruh media bekerja.

Dilansir dari Medcom.id,  Kultur pendidikan di Indonesia juga harus berubah. Di zaman sekarang, menurut dia, seharusnya tidak ada lagi mahasiswa yang malu memilki pendapat berbeda.

Lanjut kata dia, “Mahasiswa Asia, Amerika, Eropa itu mereka bisa lantang untuk setuju tidak setuju. Makanya disaat kamu ngomong berbeda soal LGBT, kamu dianggap pro LGBT, Jadi dianggap, ada stigma atau cap yang tiba-tiba enggak usah berteman lagi sama dia. Itu kultur” jelas Luviana.

Namun, Luviana optimis pada generasi kekinian. Terlebih banyak gebrakan baru yang diciptakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.

“Sebenarnya Nadiem itu lebih kualitatif. Dan itu sudah jauh berubah. Tidak hanya kuantitatif yang soal angka saja. Kualitatif itu teori kritis, jadi kamu bisa mengungkap opini mu, semua orang bisa tampil beda dan unik,” ungkapnya.

Dia optimistis dengan masa depan anak muda yang kini tengah berkembang. Ke depan Indonesia dipercaya lebih terbuka tehadap opini sesama masyarakatnya.

“Saya optimis loh sama anak muda. Bahwa yang dilakukan anak muda saat ini luar biasa. Mereka walaupun enggak saling kenal, hanya modal internet, tapi bisa bergerak bersama, dan semakin kritis mengelola informasi,” pungkasnya.

 

You may also like