JAKARTA, BB — Saat meluncurkan bukunya yang berjudul “Secangkir Politik”, Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan bahwa Kaum muda di Indonesia bisa menjadi subjek-subjek baru dalam untuk memperbaharui gagasan kebangsaan dan menjadi pilihan alternatif dari oligarki yang saat ini mendominasi. Sabtu (21/12/2019).
Arie Sudjito mengatakan bahwa institusi politik di Indonesia bisa diperbaiki dengan meningkatkan kualitas kader dengan memberikan pendidikan politik yang memadai.
“Meminta perbaikan dalam kondisi politik itu seharusnya tidak anti-politik. Anak muda bisa masuk dalam politik,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya” kata Arie Minggu (22/12/2019).
“Kita akan memetiknya 5-10 tahun mendatang. Akan ada banyak gagasan baru yang berkontestasi,” ujar dia.
Seperti dilansir iNews,id, Arie menilai kaum milenial mempunyai keunikan karena bisa cepat menyebarkan gagasan melalui media sosial. Menggarisbawahi soal politik identitas sepanjang 2019 dan selama masa kampanye pemilihan presiden (pilpres).
Lanjutnya, saat kampanye, dampak dari politik identitas terasa sekali dalam kehidupan bermasyarakat.
“Memang tak ada kerusuhan, tapi tak bisa dipungkiri ada fragmentasi. Jadi politik tak usai pada 2019,” katanya.
Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko mengatakan politik identitas saat ini memang mengancam demokrasi.
“Kita mesti mewaspadai kecenderungan pragmatism-driven society ini dan mendorongnya menjadi transformed society. Saya kira kuncinya ada pada generasi muda,”tandasnya.