Sebelum Buruh Tewas Ditangan Sang Mandor Sempat Tegur Mandor tak Manusiawi

by Ardin
0 comments

MAKASSAR, BB — Aparat kepolisian masih mengejar pelaku lainnya pembantai Tumanan Maru (19), yang merupakan seorang pekerja buruh yang tewas pada Rabu pekan lalu (4/12/2019), pekan lalu ditangan mandornya saat peristiwa berlangsung di Universitas Islam Makassar (UIM).

Nasir sendiri yang merupakan mandor korban. Kini telah mendekam dibalik sel jeruji besi Mapolrestabes Makassar setelah sebelumnya melarikan diri ke Jeneponto yang kemudian menyerahkan diri setelah dijemput oleh keluarganya.

Itu diungkapkan Kasat Reksrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko, Jumat (13/12/2019) Kata dia, tersangka Nasir telah mengakui perbuatannya. Bahkan dirinya mengaku berdosa membantai Tumanan.

“Dia sang Mandor Nasir mengaku berdosa membantai anak buahnya dan itu dia lakukan lantaran dirinya menaruh dendam gegara tak terima diprotes oleh korban dan rekan korban. Katanya diri tak manusiawi karena memarahi buruh saat di rusunawa kampus, Kecamatan Tamalanrea,” kata AKBP Indratmoko.

Perwira dua bunga melati dipundaknya ini melanjutkan, tersangka Nasir tidak seorang diri saat menghabisi korban. Namun berdasarkan dengan CCTV. Ia menghabisi korban dibantu dengan tiga rekannya berijisi SD, SG dan AC yang kini masih buron.

“Ada tiga rekannya yang membantu Nasir saat membantai korban, mereka ketiganya masih buron. Nah itu diketahui berdasarkan dari keterangan dari lima orang saksi yang merupakan pekerja serta kamera pengintaian CCTV. Ketika kejadian itu tersangka lainnya turut menganiaya korban dengan cara memukul korban,” beber AKBP Indratmoko.

Sebelum kejadian itu kata Indratmoko, korban dan rekannya tengah beristirahat, tidak lama berselang tersangka datang membangunkan korban lalu langsung menyerang korban dengan menggunakan sebilah badik.

“Korban tumbang dengan luka tikam pada dada kiri dan perut sebelah kiri. Tak sampai di situ, beberapa rekan pelaku juga sempat ikut menganiaya pelaku yang saar itu sudah dalam kondisi tak berdaya,” terang Kasat Reksrim menambahkan.

“Antara tersangka dan korban sebelumnya pernah cekcok, karena korban ini berhenti kerja. Alasannya kehabisan bahan. Pelaku menugur korban dan mengancam akan mengeluarkan para pekerja. Sorenya korban dan pelaku kembali hingga terlibat adu mulut saat itulah korban dibantai,” pungkasnya. (Ismar)

You may also like