10 Rekannya Ditangkap, Ratusan Mahasiswa Duduki Polres Ternate

0 comments

TERNATE, BB — Buntut pemukulan dan penangkapan yang dilakukan oleh personil Polres Ternate terhadap 10 mahasiswa, ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi di Ternate Maluku Utara, pada Senin, 2 Desember 2019 malam, sekitar pukul 21.00 WIT menduduki Polres Ternate.

Mereka meminta agar polres melepaskan 10 mahasiswa yang diamankan saat mahasiswa yang tergabung dalam Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) dan Komunitas Mahasiswa Papua (KMP) melakukan aksi unjuk rasa didepan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, siang kemarin.

Mereka masuk dilingkungan Polres dan duduk. Namun, belum berlangsung lama, Kapolres Ternate, Azhari Juanda, keluar dan menyuruh massa aksi duduk diluar.

Salah satu massa aksi yang ikut duduki Polres Ternate, Rudhy Pravda mengatakan awalnya diberi izin oleh polisi untuk duduk dalam lingkungan Polres asalkan tidak mengganggu ketertiban lalu lintas.

“Tiba-tiba mereka bilang lapor dulu ke pimpinan, dan Kapolres keluar dan dia usir kita. Dia hanya bilang keluar duduk diluar, tidak boleh masuk kesini,” ujar Rudhy

Dilansir dari Lentera.co.id, Dia dan puluhan rekan-rekannya akan tetap duduk dilingkungan Polres selama kawan-kawan mereka belum dibebaskan. Biasanya, pengambilan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dilakukan dalam 1×24 jam. “Batasan sampe jam 12 tidak dibebaskan, maka kami tetap konsisten bertahan disini,” tuturnya.

Hingga sekitar pukul 22.30 WIT, masih bertahan. Mereka yang diamankan di Polres diantaranya Arbi, Aken, Yudi, Harun dan Iqra. 5 orang diantaranya belum jelas identitas mereka.

Mereka memperingati Hari lahirnya embrio West Papua ke-58, atau 1 Desember 1961 silam, dan menuntut agar 6 orang tahanan politik (tapol) yang ditahan di Mako Brimob, untuk segera dibebaskan.

Pemicunya sewaktu aksi pada bulan agustus lalu di Jakarta dan Surabaya. Tahanan politik itu salah satunya Jubir FRI-WP, Surya Anta.

You may also like