SAdAP menceritakan sebuah kisah keberanian orang Bugis/Makassar dalam catatan Claude de Forbin seorang ksatria Prancis, yang dikirim ke Siam (sekarang Thailand) oleh Raja Louis XIV, dimana pasukan Prancis, Portugal dan Siam sebanyak lebih 2000 orang melawan orang Makassar sejumlah 47 orang yang dipimpin oleh Dg. Mangale.
“Pada perang tersebut lebih 1000 orang pasukan gabungan Prancis tewas. Karena kekaguman atas keberanian Dg. Mangale kedua anak Dg. Mangale di bawa ke Prancis dan kemudian hari terkenal dengan nama Daeng Ruru bergelar Louis Pierre de Macassar, sementara saudaranya Daeng Tulolo mendapat gelar Louis Dauphin de Macassar,” SAdAP menceritakan.
SAdAP Memanusiakan Manusia
Seperti biasanya SAdAP sehingga dikenal oleh masyarakat lantaran drinya melakukan aspek sosial manusia dan perihal tersebut kerap di sosialisasikannya.
Dalam seminar itu SAdAP mengungkapkan bahwa Memanusian manusia itu semua dipedomani agama. Seperti dalam kitab Al-Qur’an itu ayat menyebutkan adalah Hablum minnannas. Artinya hubungan manusia dengan manusia.
Yang berarti dalam aspek sosial jika manusia itu makhluk sosial, karenanya manusia memiliki akal sehingga manusia itu makhluk yang mulia.
“Artinya, sebagai ciptaan Tuhan paling mulia, kebahagiaan utama adalah tatkala kita dapat menjadikan sesama manusia lebih terdidik, lebih bermartabat, lebih sukses, lebih pintar, dan lebih baik hidupnya. Tapi ingat siapa pun manusianya kita harus peduli tidak melihat dari sisi kekurangan manusia itu,” ucap SAdAP
Dikatakan, bahwa kesadaran demikian akan mengantarkannya untuk mengakui akan kelemahannya sebagai manusia.
“Aturan agama yang diturunkan oleh Allah SWT melalui RasulNya sebagai bentuk kasih sayang yang besar dari Allah untuk manusia. Tendensi satu-satunya Allah menurunkan aturan hidup adalah agar kehidupan manusia itu selamat dan sejahtera,” katanya.
Manusia kata dia lagi, akan menjadi sosok yang taat dan berakhlaq mulia baik di tempat ibadah maupun di tempat-tempat yang di dalamnya diatur semua urusan manusia.
“Manusia akan memiliki akhlaq jujur ketika ia melaksanakan kegiatan jual beli sesuai aturan Islam. Manusia akan memiliki sifat amanah ketika ia melaksanakan pengaturan semua urusan rakyatnya berdasarkan aturan Islam. Dengan demikian Allah mengutus Rasulullah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Nah kita ini manusia memiliki akhlak mulia. Maka dari itu individu dan sosial kita harus membuang pola berpikir yang berasas sekulerisme. Hanya dengan seperti itu akan muncul dan tampak secara nyata akhlaq dan budi pekerti yang mulia dalam diri manusia. Nah inilah kehadiran dan peran agama yang telah memanusiakan manusia,” kunci SAdAP.
Hadir dalam seminar itu dan juga menjadi Narasumber Asmin Amin sebagai Budayawan , dan Andi Nurhuda Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya Sulsel. (Red)