Dinamika Cinta Yang Sesungguhnya

by redaksi
0 comments

Penulis : Pardi

BB, OPINI – Hal yang paling seksi dalam dunia ini dan sedikit bergairah ketika kita mendengar kata yang dinamakan “cinta”. Seperti apa sebenarnya cinta itu?, dan mengapa menjadi sesuatu yang begitu hangat baik kaum muda bahkan kaum tua sekalipun?

Namun anehnya kadang banyak kalangan yang menganalisa cinta itu hanya sekedar yang dinamakan pacaran bagi kaum remaja.

Dia masih mengedepankan hawa nafsu dengan kata cinta, dia selalu meminta hal yang “berlebih” demi ungkapan yang mengatasnamakan cinta .

Bahkan ada yang rela mengorbankan harga dirinya demi meyakinkan pasangannya tentang rasa cintanya katanya. Seperti itukah cinta? Karena cinta yang waras bisa menjadi gila, yang jahat bisa berubah menjadi sangat baik, dan yang pintar bisa menjadi sangat bodoh. Serumit itukah yang dinamakan cinta?

Perjalanan hidup dikalangan ini memang tak lepas dalam sebuah kata cinta bahkan ketika ingin mendapatkan kesenangan dari pekerjaan terlebih dahulu kita harus mencintai pekerjaan tersebut, maka niscaya kamu akan mendapatkan sebuah kenyamanan dari pekerjaanmu itu.

Apakah cinta itu sebuah kenyamanan?.
Yah, bisa dikatakan demikian sebab kenyamananlah yang bisa menghadirkan rindu. Ketika kamu mencintai maka rasa dekat selalu ingin kamu alami .

Seperti yang dikatakan remaja pada umumnya bahwa cinta dan teropsesi itu beda tipis, yang satu penuh kerelaan dan satu lagi penuh dengan keterpaksaan . Kadang hal yang seperti ini susah untuk dibedakan dalam kalangan remaja sekarang, sulit membedakan antara cinta emosional dan cinta rasional .

Perlu diketahui bahwa cinta emosional itu cinta yang tak terkontrol antara dua jenis yang melahirkan nafsu sehingga menghasilkan emosi yang berlebih, yang didasari dengan nafsu kadang diartikan sebagai perasaan yang timbul dari hati kemudian dikonstruksikan melalui perilaku. Sedangkan cinta rasional selalu ingin menggapai tujuan yang luhur yang selau didasari dan dikehendaki sepenuh hati. Sampai disini kamu pernah mengalami yang mana?. Yah, kamu yang mengalaminya sendiri maka jawabannya ada pada kalian.

Sosok Ibnu Qayyim berkata berkata “cinta tak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan jika didefinisikan tak akan menghasilkan sesuatu bahkan menambah kabur dan tidak jelas”. Dan lantas apa sebenarnya cinta itu?.

Ketika menganalisa bisa dikatakan cinta itu “misteri” seperti halnya yang diungkapkan dalam bukunya Sabrina Maharani “filsafat cinta”.

Namun cinta yang sebenarnya bagaimana bagaimana cinta kepada Allah SWT yang tertuang dalam surah Ali-imran ayat 31 yang bunyinya katakanlah : jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.

Jika menganalisanya, maka ketika kita mencintai orang lain karena-Nya tentu kemuliaan dan nilai yang didapatkan disisi sang Maha Baik. Maka dari itu bangunlah cinta kepadanya “Allah SWT ” maka akan mendapatkan sebuah kebahagiaan dan kemuliaan.

Dari hal tersebut bisa dikatakan cinta jika mendapatkan ridho darin-Nya maka akan mendapatkan kebahagiaan, jika tidak demikian maka keburukan yang akan menghampirimu yang mengantarmu menuju kemaksiatan yang akan membawamu kealam kehancuran.

Jadi bisa dikatakan cinta itu sebuah ibadah hati yang akan mewujudkan amalan lahiriah namun ketika kita salah menafsirkanya bisa mengantarkan kita menuju alam maksiat yang membawa kealam kegelapan (kehancuran).

Coba renungkan sekali lagi, Sudah berapa kali kau jatuh cinta? Jawablah! dan disaat yang bersamaan dirimu juga melupakan Tuhanmu, shalat tidak khusyuk karena selalu terbayang wajah pujaan hatimu namun parahnya kamu tidak kwartir akan hal itu.

So, stop pacaran. Kualitaskan dirimu terlebih dahulu, nanti dikirimkan oleh Tuhan yang lebih berkualitas untukmu. Bukankah itu memang sudah janji-Nya maka cintailah penciptamu.
Sebaik-baik cinta sebagaimana cinta kepada Sang Maha Baik.

Note : Tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab penulis

You may also like