SINJAI, BB — Pendistribusian Air oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sinjai, soelah tidak ada hentinya untuk menjadi permasalah warga yang menjadi pelanggan di ‘Bumi Panrita Kitta’. Bagaimana tidak jika air yang merupakan sumber kehidupan bagi manusia, tidak bisa dinikmati dengan baik.
Seperti yang kembali dikeluhkan oleh warga Lappa (Cappa Ujung), Sinjai Utara, kabupaten Sinjai, Ayu. Menurutnya pelayanan air PDAM Sinjai sejak 5 tahun terakhir tidak tidak pernah mengalir dengan baik. Bahkan keluhan dari tahun ketahun warga ini seolah tidak mendapat penanganan dengan baik dari pihak PDAM.
“Sudah 5 tahun air di wilayah ini (Cappa ujung red) tidak pernah lancar, bahkan selalu menjadi keluhan warga. dan pada saat kita meminta PDAM untuk membawa air tangki, harus merogok rupiah lagi, apalagi baru baru ini kata pihak PDAM ada aturan harus membayar 100 ribu baru bisa di bawakan air 1 tangki,” katanya, selasa (16/7/2019)
Olehnya itu Ia berharap pemerintah Sinjai, atau pihak terkait untuk memperhatikan apa yang menjadi penderitaan warga tersebut, apalagi jika mobil tangki harus lagi dikenakan biaya, sementara setiap bulan mereka tetap dikenakan biaya beban dari meteran air yang notabene hanya menjadi pajangan saja.
“Kami harap kepedulian pemerintah akan masalah yang kami rasakan, apalagi pelayanan mobil tangki harus lagi dibebankan 100 ribu, padahal seharusnya gratis karena kita tetap aktif membayar beban kilometer air,” pungkasnya.
Sementara direktur PDAM Sinjai, Suratman yang dikonfirmasi via Whats Appnya, belum bisa memberi penjelasan detail terkait masalah tersebut sebab katanya Ia sedang diluar kota.
“hari kamis ketemu di kantor ya karena perlu penjelasan saya masih dibandung acara porpamnas,” katanya.
Intinya kata Suratman, PDAM akan berusaha semaksimal mungkin agar masyarakat pelanggan mendapatkan pasokan air minum, karena saling membutuhkan. “PDAM butuh biaya operasional dari dana partisipasi pelanggan berarti PDAM harus berusaha melayani dengan memberi pasokan air,” Direktur PDAM Sinjai Menandaskan.
Editor: Muh. Asdar
