Dibalik Fasilitas Gedung RSUD Sinjai yang Memadai, Terdapat Pelayanan yang Masih Menjadi Soal Bagi Pasien

by redaksi
0 comments

SINJAI, BB — Menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Bumi ‘Panrita Kitta’ dengan kehadiran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sinjai yang memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, ruangan, dan gedung bertingkat yang bahkan pembenahan terus dilakukan dengan penambahan gedung lantai dua yang kini sementara dibangun, terus digenjot pihak manajemen Rumah sakit.

Namun sayang, pembangunan dan fasilitas yang memadai di RSUD Sinjai ini tidak berbanding Lurus dengan pelayanan bagi sebagian pasien yang sering melakukan kontrol dan berobat jalan. Tak ayal, keluhan demi keluhan itu pun seolah tak berujung dari apa yang dialami pasien.

Seperti halnya, Pelayanan antrian di RSUD Sinjai, yang hingga saat ini masih menjadi keluh kesah sejumlah pasien. Betapa tidak, meski menggunakan nomor antrian, namun masih saja ada dugaan nepotisme pelayanan yang terjadi, lantas bagaimana nasib pasien yang tidak memiliki keluarga sebagai petugas Rumah sakit?

Seperti yang dialami salah satu pasien asal Sinjai Tengah, Sry Hastuti, Ia mengaku jika pelayanan seakan tidak teratur sesuai nomor antrean yang ada, meski nomor antriannya lebih awal dibanding pasien lain, namun nyatanya pasien yang belakangan masuk justru yang dipanggil oleh perawat, khusus dibagian Poli Umum RSUD Sinjai.

“Saya heran, dari tadi saya menunggu dengan nomor antrian 63, namun yang dipanggil langsung nomor antrian 70. Kita kan jadi bingung, kenapa bisa prosedur antriannya seperti ini, apalagi kita sebagai pasien dari tadi menunggu mulai pagi hingga siang,” Keluhnya, ditemui, kamis (11/7/2019)

Olehnya itu Ia berharap agar petugas RSUD Sinjai bisa betul-betul bekerja secara profesional, jangan karena keluarga atau kerabat, sehingga pasien yang lain diabaikan.

Sementara itu, Direktur RSUD Sinjai, Dr. Amal, dikonfirmasi mengatakan memang tiap hari banyak pasien mengeluh untuk persoalan antrian, karena rekam medis yang disimpan sampai ribuan ditempat penyimpanan, sehingga kadang-kadang ada nomor antrian yang lompat karena berkas rekam medik pasien tersebut belum ditemukan.  Namun tetap kita terus berupaya bagaimana meberikan pelayanan maksimal terhadap seluruh pasien.

“Tiap hari kita rapatkan untuk mencari solusi malahan kita sudah melakukan penambahan tenaga, dan tahun depan rencana kita akan gunakan sistem barkot, jadi tinggal kita scan untuk mencari Berkas Rekam Medik (BRM) dan itu kita akui itu menjadi masalah dan memang fakta seperti ini dilapangan,” kuncinya. (Asrianto)

Editor : Muh. Asdar

You may also like