PAREPARE, BB — Kota Parepare minim kasus rabies. Data hingga 2018 berdasarkan hasil pemeriksaan BBVet Maros melalui Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (PKP) Parepare, disebutkan ada satu positif rabies pada anjing yang menggigit warga Parepare.
Tetapi tidak sampai terkena rabies ke manusia. Itu karena kerja sama yang baik antara Callnak Centre (Kesehatan Hewan) Dinas PKP dengan Rabies Centre Puskesmas Dinas Kesehatan Parepare dalam melakukan pencegahan dini.
Hal ini diungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Parepare, Sriyanti Ambar, Senin, 1 Juli 2019.
Sriyanti mengingatkan, meski Callnak Centre dan Rabies Centre bisa mengantisipasi dini kasus rabies, namun yang perlu diwaspadai adalah kasus impor dari daerah tetangga yang sudah terjangkit virus rabies.
“Diperlukan kewaspadaan dan kerja ekstra untuk kesehatan hewan sebagai sumber penular dan kesehatan manusia. Itu dengan melakukan koordinasi yang baik lintas daerah baik dari Dinkes maupun dari Dinas PKP melalui Kesehatan Hewan,” imbuh Sriyanti.
Dia menekankan, untuk pencegahan dan pengendalian rabies diharapkan keterlibatan segenap stakeholder dari semua jenjang administrasi dan masyarakat.
Sriyanti yang belum lama ini menjadi narasumber terkait penanganan rabies di Maumere, NTT, atas undangan Kementerian Kesehatan, mengemukakan kasus KLB rabies di NTT, sesuai data dan temuan adalah anjingnya berasal dari Sulawesi.
“Anjingnya menyeberang ke NTT dan menyebarkan virus rabies ke manusia. Kalau anjingnya rabies tidak apa-apa, tapi kalau disebarkan rabiesnya ke manusia itu yang jadi masalah besar;” tandas Sriyanti. (Udin/Rls)
Editor : Muh.. Asdar