PAREPARE, BB — Pertamina meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) dan rumah makan atau usaha berskala besar untuk menggunakan elpiji ukuran 5,5 kg.
Pasalnya, tingginya permintaan elpiji 3 kg di luar peruntukan ini dinilai menjadi salah satu penyebab fenomena kelangkaan khususnya di wilayah Parepare.
“Tinggalkan elpiji 3 kg bersubsidi karena itu untuk warga kurang mampu dan usaha berskala kecil,” ungkap Sales Executive LPG I Sulawesi, Risal Arsyad, rabu (8/5/2019)
Menurutnya, Ada kenaikan penggunaan elpiji 3 kg di Parepare oleh ASN dan rumah makan besar. Padahal puhaknya sudah menambah stok 15 persen untuk agen.
Karena itu, Risal meminta kepada Pemkot Parepare untuk menindak rumah makan besar yang masih menggunakan elpiji 3 kg dan ASN untuk segera mengganti ke elpiji 5,5 kg.
“Ini perlu ditekankan Pemerintah Kota Parepare, karena sudah bukan ranah Pertamina,” lanjut Risal.
Risal mengaku, sudah meminta Dinas Perdagangan Parepare untuk turun mensidak pengguna elpiji 3 kg sebelum bulan Ramadan.
Risal mencontohkan, di Provinsi Sulbar awalnya pengguna elpiji 3 kg mencapai 90 persen, namun setelah diimbau ASN pun beralih ke elpiji 5,5 kg. “Tapi di Parepare, sepertinya masih malu-malu untuk mengganti ke 5,5 kg,” ungkap Risal.
Tidak hanya Sulbar, tambah Risal, daerah lain seperti Makassar dan Gorontalo juga sudah banyak yang beralih ke elpiji 5,5 kg.
“Di Makassar dalam seminggu ada trade in 70-an permintaan elpiji 5,5 kg, sementara di Parepare, dalam dua minggu cuma 18,” lanjut Risal.
Bahkan di Sulbar, kata dia, Pemprov membuat kebijakan penurunan jabatan bagi ASN yang ketahuan menggunakan elpiji 3 kg. (Udin)
Editor : Muh. Asdar