BULUKUMBA, BB — Butta Panrita Lopi, begitu nama daerah di penghujung selatan ibukota Provinsi Sulawesi selatam itu, biasa disebut oleh sebagian kalangan.
Tak hanya dikenal sebagai kawasan pengembangan pariwisata bahari dan sentra pembuatan perahu phinisi. Akan tetapi, kota Bulukumba juga ini ‘diam-diam’ memiliki selipan potensi yang nyaris tak pernah tereksplor dan tidak banyak diketahui oleh publik, seperti halnya di sektor buah-buahan.
Hal tersebut dibuktikan oleh status kota Bulukumba sebagai daerah penghasil komoditas buah manggis yang banyak tumbuh dan dibudidayakan di wilayah administratif Kelurahan Tanete, Kecamatan Bulukumpa. Komoditas buah manggis asal Tanete, tak hanya sebatas dibudidakan sebagai salah satu kekayaan agro wisata buah, kota Butta Panrita Lopi.
Akan tetapi masyarakat diwilayah tersebut, sudah puluhan tahun juga mengolah dan menjemur kulit buah manggis yang ternyata merupakan bahan baku pembuatan obat penyakit gula mujarab.
Untuk komoditas buah manggis asal Tanete sendiri biasanya dijual dengan harga bervariatif antara Rp. 13.000 sampai Rp. 15.000 perkilogram.
Buah manggis dengan harga murah dan terjangkau itu dapat dijumpai pengunjung di area perkebunan manggis kelurahan Tanete. di Lokasi ini, buah manggis dapat dibeli cukup dengan merongoh uang tiga ribu rupiah untuk menikmati satu kilogram buah manggis.
Selain dikenal sebagai penghasil buah manggis, Tanete juga, termasuk sebagai salah satu daerah penghasil komoditas buah langsat, durian, dan rambutan di semenanjung selatan ibukota Provinsi Sulsel. (Fadly Syarif)
Editor : Muh. Asdar