Aksi Kamisan Mahasiswa Sinjai, Alrm Bagi Birokrasi Kampus yang Sering Melakukan Kekerasan Akademik

0 comments

SINJAI, BB — Kekerasan Akademik yang akhir-akhir ini marak terjadi di perguruan tinggi, yang kerap dilakukan oleh oknum-oknum birokrasi kampus, santer membuat reaksi dari sejumlah kalangan, bahkan tak sedikit kejahatan terhadap Mahasiswa kerap menjadi tontonan klasik, betapa mirisnya dunia pendidikan saat ini.

Bahkan hal demikian bukan hanya terjadi di kampus-kampus besar di Ibu kota, melainkan hal serupa sudah merambah masuk ke kampus di daerah-daerah, seperti di Kabupaten Sinjai. Terlintas tentang kekerasan akademik, Yah.. Tentu masih belum hilang dalam ingatan kita, kasus yang menimpa 4 Mahasiwa IAIM Sinjai yang disanksi Skorsing dan Drop Out (DO), oleh Pihak Birokrasi kampus akibat mengkritisi kebijakan yang dikeluarkan.

Menelisik, sejarah pergerakan Mahasiswa terdahulu, dibandingkan dengan hari ini, tentu menjadi hal begitu naif, tidak dapat dipungkiri, keberhasilan negara saat ini tentu tidak lepas dari peran penting Mahasiswa dan Pemuda. Faktanya, pergerakan Mahasiswa hari ini begitu dikekang, bahkan untuk menyuarakan kebenaran pun, mereka selalu di CAP Pengacau, anarkis atau apalah.

Sebagai insan yang sadar dan paham akan hakekat dari sebuah perjuangan, tentu celoteh menjatuhkan seperti itu bukan menjadi penghalang dalam menyuarakan kebenaran. Seperti Koalisi Pemuda dan Mahasiswa Sinjai, kali ini kembali melakukan kegiatan rutin berupa aksi kamisan di Tugu Persatuan Raya, kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, kamis (14/3/2019)

Menurut Fitrah, selaku jenderal lapangan bahwa aksi tersebut akan menjadi aksi yang akan disaksikan tiap minggunya oleh masyarakat Indonesia.

“Harapan kami aksi kamisan ini bisa manjadi alarm aktif, menjadi tanda atau peringatan kepada lembaga birokrasi kampus yang sering kali melakukan kejahatan kepada mahasiswa dengan berbagai kekerasan akademik, meskipun kampus juga sering membela dirinya sendiri,” tuturnya dihadapan media.

Kegiatan yang berlangsung sekitar 2 jam itu, walau dengan kondisi hujan namun tidak menjadi alasan bagi puluhan Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kabupaten Sinjai untuk tetap melanjutkan aksinya.

“Aksi kamisan bukan cuman ada di Jawa dan kota besar lainnya, tapi aksi kamisan juga ada di kabupaten Sinjai. Kenapa? karena ada keganjilan yang terjadi di Sinjai,” katanya.

Dikatakan Fitrah, aksi kamisan yang digelarnya bukan lagi sekedar menuntut kepada kampus IAIM Sinjai, tetapi juga menuntut kepada negara dan dan kumpulannya untuk segera memperbaiki tatanan pendidikan.

“Kampus harus menjadi pendidikan yang menghormati hak asasi manusia dan demokrasi itu sendiri, dan bila mana Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi menjadi dasar penguat terjadinya kekerasan akademik, maka kami dengan tegas katakan, lebih baik UUPT dihapuskan,” pungkasnya. (Cr/Red)

Editor : Muh. Asdar

You may also like