Selain SDN 24 Biringgere, Plafon SDN 177 Topisi pun Kini Tinggal Rangka

0 comments

SINJAI, BB — Infrastruktur sekolah merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar, namun faktanya masih banyak infrastruktur sekolah yang tergolong tidak layak bahkan membahayakan pelajar.

Belum lagi sekolah-sekolah yang terpaksa menggelar kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah darurat seperti sekolah di daerah terpencil Sinjai Borong, kabupaten Sinjai, yang hingga kini belum ada pembangunan gedung sekolah.

Sungguh miris, ternyata masih ada sebegitu banyak jumlah sekolah dengan ruangan tidak layak pakai. Alih-alih menjadi tempat menuntut ilmu, sekolah justru menjadi tempat membahayakan bagi keselamatan warga sekolah karena kondisi plafon yang rapuh. Bangunan-bangunan yang rusak ini tetap masih digunakan untuk proses belajar mengajar mengingat semangat belajar siswa-siswi di daerah tersebut tidak mungkin diabaikan, sebagaimana pemerintah abai terhadap kondisi infrastruktur sekolah.

Masalah infrastruktur ini dari tahun ke tahun masih menjadi konsumsi publik dan tidak terjamah meski sudah berulang kali diberitakan media massa, pun sudah ditinjau oleh pemerintah yang menaungi bidang pendidikan, namun entah bagaimana tetap belum terselesaikan. Tentu kita dapat pahami bahwa masalah dalam dunia pendidikan tidak hanya soal infrastruktur, ada banyak sekali permasalahan yang mesti diselesaikan. Terlebih jika mengingat sekolah atau pendidikan merupakan parameter pelayanan publik yang paling tidak memuaskan di kalangan masyarakat.

Hasil penelusuran Beritabersatu.com, Selain Sekolah Dasar Negeri 24 Biringgere Kecamatan Sinjai utara, Plafon ruangan Kelas yang runtuh pun terjadi di Sekolah Dasar Negeri 177 Topisi, Desa Mattunru Tellue, Kecamatan Sinjai Tengah, kabupaten Sinjai.

Namun sangat disayangkan, plafon Bangunan II SDN 177 Topisi dengan 3 ruangan yang di Rehabilitasi tahun 2015 lalu itu plafonnya pun runtuh diduga akibat angin Kencang, hanya beberapa tahun pasca dikerja.

Menurut guru kelas SDN 177 Topisi Sinjai tengah, Abdullah yang ditemui Beritabersatu.com, selasa (12/2/2019) mengungkapkan bahwa kejadian Plafon ruangan kelas yang runtuh terjadi menjelang magrib diperkirakan bulan 4 ditahun 2018

“Waktu Kejadian diperkirakan menjelang magrib karena pada saat itu Anging kencang tiba-tiba menghantam wilayah Sinjai dan sekitarnya. Tetapi kami bersyukur karena Kejadian tersebut bukan pada saat Proses belajar mengajar, bahkan plafon yang di luar ruanganpun sudah mulai berjatuhan,” ungkapnya.

Senada dengan itu Guru kelas SDN 177 Topisi, lainnya Herni,S mengatakan jika saat ini ketika proses belajar mengajar berlangsung suaranya bising dari kelas sebelah sehingga konsentrasi buyar pada saat mengajar.

“Plafon ini sebenarnya tidak jatuh keseluruhan, masih ada yang melekat setelah diterpa angin kencang, namun pihak Sekolah punya inisiasi untuk membongkarnya karena dikhawatirkan membahayakan para murid,” kuncinya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Komando Pemberantasan Korupsi Kab. Sinjai Awaluddin Adil yang juga meninjau langsung kondisi sekolah SDN 177 Topisi menilai jika pembangunan plafon sekolah tersebut patut diduga ada campur tangan antara PPTK dan Konsultan.

“Padahal pekerjaan plafon yang seharusnya pihak sekolah yang mengerjakan namun PPTK mengarahkan konsultan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Dan kami minta penegak hukum secepatnya melakukan penyidikan,” kuncinya. (Asrianto)

Editor : Muh. Asdar

You may also like